Di Antara Fenomena Akhir Zaman: Sikap Wara’ Yang Luntur Dan Kekhusyukan Yang Menipis

2 menit baca
Di Antara Fenomena Akhir Zaman: Sikap Wara’ Yang Luntur Dan Kekhusyukan Yang Menipis
Di Antara Fenomena Akhir Zaman: Sikap Wara’ Yang Luntur Dan Kekhusyukan Yang Menipis

Di antara fenomena akhir zaman yang kita alami saat ini adalah semakin sulitnya untuk menjaga sikap wara’ dan kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Abbad bin Abbad rahimahullah memberikan peringatan kepada kita bahwa zaman ini merupakan zaman yang penuh dengan godaan dan kesulitan dalam menjaga akhlak yang baik. Di dalam tulisan karyanya Abbad bin Abbad rahimahullah mengatakan,

اتّقوا الله فإنكم في زمان رقّ فيه الورع، وقلّ فيه الخشوع

“Hendaknya kalian bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena sesungguhnya kalian berada di sebuah zaman dimana sikap wara’ semakin luntur dan kekhusyukan semakin sedikit.” [Sunan ad-Daarimy 1/506]

Menyatakan bahwa kita saat ini berada di zaman yang kondisinya semakin merosot dalam hal sikap wara’ (upaya kuat untuk meninggalkan perkara yang haram ) dan kekhusyukan dalam beribadah semakin sedikit. Hal ini menjadi suatu fenomena yang sering kita saksikan dan rasakan di masa kini.

Kehidupan modern, di mana segala sesuatunya begitu mudah dan cepat, telah mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas dalam hidup, yaitu ibadah kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagian dari kita telah terlena dengan kesibukan dunia dan melupakan ibadah, serta sikap wara’ dalam menjalankannya.

Namun, saat ini sikap wara’ semakin luntur. Kita merasa terlalu sibuk dengan kehidupan dunia hingga terkadang melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan meskipun dengan cara yang haram

Kita juga harus menyadari bahwa kekhusyukan dalam beribadah semakin menipis. Saat kita beribadah, pikiran kita sering terpecah-pecah dan teralihkan oleh hal-hal dunia. Kita merasa sulit untuk benar-benar merenungkan dan menghayati makna dari setiap kalimat yang kita ucapkan dalam ibadah.

Maka, dalam kondisi seperti ini, perlu bagi kita untuk selalu berusaha meningkatkan sikap wara’ dan kekhusyukan dalam beribadah. Dalam upaya ini, kita harus selalu mengingatkan diri sendiri bahwa dunia ini hanyalah tempat sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan utama kita sebagai hamba Allah Azza wa Jalla.

Kita juga harus selalu berdoa agar Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk tetap istiqamah dalam beribadah dan menghindari godaan dunia yang mempengaruhi kesadaran kita dalam menjalankan tugas sebagai hamba-Nya.

Jangan biarkan sikap wara’ dan kekhusyukan dalam beribadah kita semakin luntur. Tetaplah teguh dalam iman dan taqwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan jangan terlalu larut dalam kesibukan dunia yang hanya sementara. Kita semua adalah hamba Allah yang senantiasa memerlukan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Abu Hafsh al-Bazzar rahimahullah berkisah, ﻭﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎﻩ ﻳﺬﻛﺮ ﺷﻴﺌﺎً ﻣﻦ ﻣﻼﺫ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻧﻌﻴﻤﻬﺎ ﻭﻻ ﻛﺎﻥ ﻳﺨﻮﺽ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻣﻦ...
  • Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu menyatakan, شَرَّ العَمى عَمى القَلْبِ “Seburuk-buruk kebutaan adalah kebutaan kalbu.” [Ibnu Abi Syaibah 35694]
  • Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah, الدُّعاء للشَّخص مِن أدلِّ الدَّلائل على محبَّته ؛ لأنَّه لا يدعو إلَّا لمَن...
  • Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi rahimahullah menyatakan, والذي أطلبه من كل قارئ أن يدعو لي يظهر العيب وينبهني على...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, فإن ‏الرزق والأجل قرينان مضمومان فما دام الأجل باقياً كان الرزق آتياً “Sesungguhnya rezeki...
  • Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “لا يحل لك أن تعمل في هذه الشركة التي تصنع السجائر، وذلك...

Kirim Pertanyaan