Jangan Merasa Bangga Dengan Amalanmu

2 menit baca
Jangan Merasa Bangga Dengan Amalanmu
Jangan Merasa Bangga Dengan Amalanmu

Setiap orang pasti pernah melakukan kebaikan dalam hidupnya. Kebaikan-kebaikan ini bisa berupa tindakan ringan yang mudah dilakukan seperti membantu sesama, memberikan sedekah, atau hanya sekadar tersenyum pada seseorang yang sedang membutuhkan semangat. Namun, seringkali kita merasa bangga dengan amalan-amalan kecil tersebut. Rasanya kita ingin menceritakannya kepada dunia, memamerkannya sebagai tanda kebaikan diri kita. Tapi, perlu diingat pesan bijak Salamah bin Dinar al-Makhzumi rahimahullah yang mengingatkan kita untuk tidak sombong dengan amalan kita.

Salah satu nasihat yang sangat berharga dari Salamah bin Dinar adalah,

أخفِ حسَنتِك كما تُخفي سيِّئتَك ، ولا تكونَّن معجبًا بعمَلك ، فلا تدري: أشَقيٌ أنتَ أم سَعيد

Sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekanmu. Dan janganlah engkau merasa bangga dengan amalanmu, karena engkau tidak tahu apakah engkau akan celaka ataupun bahagia.
(Syu’ab al-Iman karya Al-Baihaqi 6412)

Pesan ini mengingatkan kita untuk merahasiakan kebaikan yang kita lakukan. Karena dalam rangka untuk menjaga keikhlasan dan tujuan di balik amalan tersebut. Kebaikan yang ikhlas tidak boleh tercemar oleh niat untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

Pernyataan lain yang sangat kuat dalam nasihat Salamah bin Dinar adalah, “Dan janganlah engkau merasa bangga dengan amalanmu, karena engkau tidak tahu apakah engkau akan celaka ataupun bahagia.” Pesan ini mengingatkan bahwa tidak ada jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat untuk kita. Kebaikan yang kita lakukan hari ini mungkin saja tidak menjamin kebahagiaan di masa depan, dan sebaliknya, kesalahan yang kita lakukan tidak mesti akan menjerumuskan dalam kesengsaraan di masa depan.

Dalam keseharian kita, seringkali kita melihat seseorang yang suka membanggakan diri dengan amalannya, bahkan di sosial media. Namun, pesan Salamah bin Dinar mengajarkan kita untuk merendahkan hati dan bersyukur kepada Allah atas segala kebaikan-Nya. Pelakunya rawan terjangkiti penyakit riya’.

Jangan pernah lupa bahwa setiap amalan baik adalah anugerah, dan kita tidak boleh merasa lebih baik atau lebih mulia dari orang lain karena amalan tersebut. Semua amalan itu adalah taufik dari Allah Ta’ala semata. Bukan karena kedudukan, ilmu, jasa,
atau amalan kita. Allahu a’lam

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

  • Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, “مَن كَانَ يُحِبُّ أن يَكُونَ عَزِيزًا فِي الدُّنيَا والآخِرَةِ، فَليَلزَم طَاعَةَ اللهِ ؛ فَإنَّهُ...
  • Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “ليس الإيمان بالتحلى ولا بالتمنى ولكن ما وقر فى القلوب وصدقته الأعمال.” “Bukanlah iman itu...
  • Ibnul Jauzi rahimahullah menyatakan, “يا كثير الذنوب، قليل البكاء ابكِ على عدم بكائك، كانوا يبكون مع التقوى وأنت تضحكُ...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, 《لا يَنْبَغِي لِأَحَدِ أَنْ يَحْمِلَهُ تَحَنُّنُهُ لِشَخْصِ وَمُوَالَاتُهُ لَهُ عَلَى أَنْ يَتَعَصَّبَ مَعَهُ...
  • Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengingatkan, إياكم والتغافل والصدود فإن أمامكم القبر فاحذروا ضغطته ووحشته وإن وراء ذلك...
  • Ibnul Jauzi rahimahullah mengungkapkan cara bijak yang telah ditempuh oleh Salafus Shalih dalam menanamkan keimanan pada anak-anak mereka. Beliau...

Kirim Pertanyaan