Jangan Pernah Menyesali Masa Lalumu

2 menit baca
Jangan Pernah Menyesali Masa Lalumu
Jangan Pernah Menyesali Masa Lalumu

Dalam kehidupan, manusia sering kali terjebak dalam penyesalan terhadap apa yang telah terjadi di masa lalu. Baik itu kehilangan kesehatan, harta benda, maupun kesempatan berharga lainnya. Namun, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah memberikan nasihat yang sangat berharga dalam hal ini, beliau mengatakan,

وإيّاك والتحسر على الأمور الماضية التي لم تقدر لك، من فقد صحة أو مال أو عمل دنيوي ونحوها، وليكن همك في إصلاح عمل يومك

“Hati-hatilah engkau, jangan sampai menyesali berbagai masa lalu yang tidak ditakdirkan untukmu. Apakah yang terkait dengan hilangnya kesehatan, harta, pekerjaan duniawi atau yang semisalnya. Namun fokuskan keinginanmu untuk memperbaiki amalanmu sehari-hari.” Majmū‘ Muallafātis Syaikh, 21/258

Dalam Islam, semua yang terjadi di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Penyesalan terhadap masa lalu sering kali menunjukkan kurangnya pemahaman akan hikmah dan kebijaksanaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai seorang mukmin, kita harus menerima takdir dengan lapang dada, baik itu berupa nikmat maupun ujian.

Penyesalan yang berlebihan hanya akan menguras energi dan melemahkan semangat. Masa lalu adalah pelajaran, bukan beban yang harus terus kita pikul. Fokuslah pada apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk memperbaiki keadaan dengan memperbanyak amal saleh dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.

Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali. Oleh karena itu, daripada terjebak dalam penyesalan, gunakanlah waktu yang tersisa untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah dan senantiasa bertaubat kepada Allah Ta’ala.

Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Periksa niat dalam setiap amal, apakah sudah ikhlas dan sesuai dengan syariat-Nya. Fokus pada hal yang benar-benar bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat. Hindari hal-hal yang hanya membuang waktu dan tenaga.

Lakukan muhasabah (introspeksi diri) untuk menilai sejauh mana kita telah menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, kita dapat terus memperbaiki diri.

Penyesalan terhadap masa lalu bukanlah sikap yang dianjurkan dalam Islam. Sebaliknya, yang lebih penting adalah memanfaatkan waktu yang ada untuk memperbaiki diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Sebagaimana nasihat Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah, jadikan hari ini sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas amal dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan ridha-Nya. Aamiin

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah berkata, مَن تَمَسَّك بالسُّنَّة سَيَلقى عَنَتاً وتعباً واحتقاراً وازدراء،أو تهديد من الناس، لكن عليه أن...
  • Umar bin Abdul Aziz rahimahullah menyampaikan sebuah pesan yang berharga وما رفق أحد بأحد في الدنيا إلا رفق الله...
  • Pemimpin adalah tonggak pokok dalam memberikan pengarahan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun, tidak semua pemimpin mampu memenuhi kriteria ideal...
  • Az-Zuhri rahimahullah mengatakan, إنَّ للعلمِ غوائلَ: فمن غوائله: أنْ يُترَكَ العالمُ حتَّى يذهبَ بعلمِهِ. ومن غوائله: النِّسيانُ. ومن غوائله:...
  • Jamaludin as-Sarmady rahimahullah menuturkan, “ﻭﻣﻦ ﻋﺠﺎﺋﺐ ﻣﺎ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ اﻟﺤﻔﻆ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺯﻣﺎﻧﻨﺎ ﺃﻥ اﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻛﺎﻥ ﻳﻤﺮ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ...
  • Ibnu Muflih rahimahullah berkata, “لولا المصائب لبطر العبد وبغى وطغى فيحميه بها من ذلك ويطهره مما فيه فسبحان من...

Kirim Pertanyaan