Mayoritas Manusia Membenci Nasehat

2 menit baca
Mayoritas Manusia Membenci Nasehat
Mayoritas Manusia Membenci Nasehat

Dalam agama Islam, nasehat memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing umat manusia menuju kebaikan dan menjauhkan mereka dari kebinasaan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas orang pada zaman ini cenderung enggan menerima nasehat. Bahkan, mereka sering menunjukkan permusuhan terhadap siapa saja yang berusaha mengajak mereka kepada petunjuk. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa mayoritas manusia membenci nasehat?

Al-Khottobi rahimahullah pernah mengemukakan pandangannya tentang fenomena ini. Beliau menyatakan di dalam “Al-‘Uzlah”,

فقد أبى أكثر أهل هذا الزمان قبول النصائح ونصبوا العداوة لمن دعاهم إلى هدى أو نهاهم عن ردى

[Al-‘Uzlah lilKhottobi 62]

“Sungguh mayoritas orang di zaman ini enggan untuk menerima nasehat. Bahkan mereka menancapkan permusuhan terhadap siapa saja yang mengajak mereka kepada petunjuk dan melarang mereka dari kebinasaan.”
Ini menggambarkan realitas yang masih relevan hingga saat ini.

Salah satu alasan mengapa mayoritas manusia membenci nasehat adalah sikap ketidakmampuan menerima kritik. Nasehat seringkali berisi penekanan terhadap kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki. Manusia cenderung merasa terancam dan tersinggung ketika dihadapkan pada kelemahan mereka. Hal ini dapat memicu reaksi defensif yang menyebabkan penolakan terhadap nasehat tersebut. Sifat angkuh dan egosentris ini sering menjadi penghalang bagi seseorang untuk melihat kebenaran dan mengambil manfaat dari nasehat yang diberikan.

Selain itu, adanya ketidakpedulian terhadap ajaran agama juga menjadi faktor yang signifikan dalam fenomena ini. Saat ini, kita hidup dalam masyarakat yang seringkali terpaku pada kesenangan duniawi dan kepuasan pribadi. Nilai-nilai spiritual dan etika agama seringkali diabaikan atau dianggap tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang mengajak orang lain kepada petunjuk agama, hal tersebut dapat dianggap sebagai ancaman terhadap gaya hidup yang telah mereka pilih. Oleh karena itu, mereka cenderung menolak nasehat tersebut sebagai upaya untuk mempertahankan gaya hidup yang mereka anggap nyaman.

Selanjutnya, kurangnya pemahaman tentang nilai dan manfaat nasehat juga dapat menjadi penyebab mayoritas manusia membenci nasehat. Banyak orang menganggap nasehat sebagai bentuk campur tangan atau penghakiman terhadap kehidupan pribadi mereka. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa nasehat yang diberikan bertujuan untuk menjadikan kebaikan dalam kehidupannya. Baik hubungan mereka dengan Allah ‘azza wa jalla maupun dengan sesama.

Ingatlah bahwa menolak kebenaran yang disampaikan termasuk kesombongan. Apalagi jika ditambah sikap meremehkan terhadap pemberi nasehat. Maka itulah hakikat kesombongan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

الكبر بطر الحق وغمط الناس

Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.
Dan kesombongan dapat menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam surga.

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam kalbunya terdapat kesombongan meskipun sebesar semut kecil”. HR. Muslim

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إنَّ رُوحَ القُدُسِ نفثَ في رُوعِي ، أنَّ نفسًا لَن...
  • KEDZALIMAN BERSUMBER DARI PENYAKIT KALBU Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah : Semua kedzaliman merupakan buah dari berbagai penyakit...
  • Ketika seorang saudara seiman jatuh sakit, Islam mengajarkan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menengok dan menghiburnya. Tindakan ini...
  • Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkunjung ke rumah kami. Lantas beliau melihat seorang lelaki...
  • Ar-Rabi’ bin Anas rahimahullah menyatakan, علامة حبِّ  الله كثرة ذكره فإنَّك لا تحبُّ شيئًا إلَّا أكثرت من ذكره “Tanda...
  • Hadis yang disampaikan oleh al-Aghar al-Muzani radhiyallahu anhu mengingatkan kita akan pentingnya melakukan taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala....

Kirim Pertanyaan