Menemani Nabi Di Surga

2 menit baca
Menemani Nabi Di Surga
Menemani Nabi Di Surga

Rabiah bin Ka’ab al-Aslami radhiyallahu anhu, seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau merupakan sahabat yang sangat beruntung karena pada suatu ketika Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung menawarkan kepada sahabat Rabiah untuk meminta apapun kepada Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam riwayat yang disebutkan dalam shahih Muslim Rosul Shalallahu ‘alaihi berkata,

لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

“Mintalah sesuatu kepadaku. Maka aku berkata, ‘Aku meminta kepadamu agar aku dapat menemanimu di surga – beliau berkata, ‘Apakah ada permintaan selain itu’. Aku menjawab, ‘Itulah yang aku inginkan, maka beliau menjawab, ‘Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu itu dengan banyak melakukan sujud (salat).”

[HR. Muslim 754]

Dari kisah di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan betapa besarnya fadillah salat dalam agama Islam, bukan hanya sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla serta untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat.

Salat, sebagai tiang agama, memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Banyaknya sujud yang dilakukan seseorang dapat menjadi salah satu kunci untuk mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla.

Riwayat ini juga mengandung pesan tentang pentingnya memohon kepada Allah azza wa jalla dengan tulus dan sungguh-sungguh, serta kesediaan untuk melakukan usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rasulullah tidak hanya mengajarkan kepada Rabiah untuk meraih cita-cita besarnya itu, tetapi juga memberi petunjuk yang konkret tentang cara untuk meraihnya.

Riwayat ini menunjukkan bahwa menemani Nabi di surga adalah impian yang mulia dan luhur bagi setiap muslim. Hal ini membutuhkan komitmen yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah salat dan menjaga kesucian kalbu. Dengan demikian, setiap muslim diajak untuk mengambil pelajaran berharga yang terkandung dalam dialog ini serta berusaha untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah berkata, “فعقوبة الربا في الدنيا أنه يمحق بركة المال ويعرضه للتلف والزوال حتى أصبح صاحبه...
  • Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah ditanya “أيؤجر الرجل على بغض من خالف حديث رسول الله ﷺ فقال : إي...
  • Ketika melihat penderitaan saudara-saudara kita di Palestina, hati kita sebagai kaum muslimin pasti merasa terpanggil untuk membantu mereka. Syaikh...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “وجوب التقوى في السر و العلن لقوله صلي الله عليه وسلم اتقوا...
  • Imam Al Albani rahimahulloh berkata, “Tidak ada satu hadits pun yang shahih tentang mengusap wajah menggunakan kedua tangan setelah...
  • Pengertian Istilah ‘Arab dan A’rab A’rab adalah orang-orang Arab yang tinggal di pedalaman, berpindah-pindah dari satu oase ke oase...

Kirim Pertanyaan