Merasa Cukup Dengan Allah Ta’ala

2 menit baca
Merasa Cukup Dengan Allah Ta’ala
Merasa Cukup Dengan Allah Ta’ala

Di dalam gemerlapnya dunia yang sering kali memikat hati manusia dengan segala harta dan kesenangan, Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa merasa cukup dengan Allah Ta’ala adalah sebuah keistimewaan. Dalam nasehatnya, beliau mengingatkan kita akan pentingnya mengalihkan fokus dan kegembiraan dari dunia menuju Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan,

إذَا اسْتغنَىٰ النّاسُ بِالدّنيَا اِستَغنِ أنتَ بالله وَإذَا فرِحُوا بِالدّنيَا فافرَح أنتَ بِاللهِ

“Jika manusia merasa cukup dengan dunia, maka hendaknya engkau merasa cukup dengan Allah.
Jika manusia merasa gembira dengan dunia, maka bergembiralah engkau dengan ALLAH [Al-Fawaid 127]

Pernyataan beliau di atas mengingatkan kita akan pentingnya menyadari bahwa kepuasan sejati dan kebahagiaan yang abadi hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang baik dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika manusia terpaku kepada dunia dan segala hal di dalamnya, mereka rentan terperangkap dalam lingkaran keinginan tak ada batasnya sehingga sibuk mencari dunia dan lalai akan akhiratnya.
Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Sekiranya anak cucu Adam memiliki dua lembah harta niscaya dia tetap masih menginginkan lembah yang ketiga. Sehingga tidak dapat memenuhi mulut anak cucu Adam kecuali tanah (kematian). Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Namun, dengan merasa cukup dengan Allah, seseorang menemukan kekuatan dalam ketenangan batin, mengalami kedamaian yang menentramkan bahkan di tengah badai kehidupan dengan segala ujian dan cobaannya.

Bagaimana seseorang dapat merasa cukup dengan Allah? Salah satu kuncinya adalah dengan memahami bahwa kecukupan sejati bukanlah hasil dari akumulasi harta dan kenikmatan dunia, melainkan dengan peribadatan dan keihklasan dalam melakukan amal saleh.
Banyak berdzikir dan mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala serta berdoa memohon pertolongan hanya kepada-Nya.

Merasa cukup dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga membawa perspektif yang baik dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup. Ketika segala sesuatu tampak suram dan penuh dengan tantangan, keyakinan akan kekuasaan dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadi solusi yang terbaik. Sebaliknya, merasa cukup dengan dunia hanya akan menghasilkan kekecewaan dan ketidakpuasan yang dalam. Allahu a’lam

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

Kirim Pertanyaan