Meruqyah Orang Yang Kesurupan

2 menit baca
Meruqyah Orang Yang Kesurupan
Meruqyah Orang Yang Kesurupan

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengisahkan tentang praktik meruqyah, atau penyembuhan terhadap orang yang kesurupan (kerasukan jin). Beliau berkisah.

ﻭﻛﺎﻥ ﺷﻴﺦ اﻹﺳﻼﻡ اﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻳﻌﺎﻟﺞ ﺑﻘﺮاءﺓ ﺁﻳﺔ اﻟﻜﺮﺳﻲ ﻭاﻟﻤﻌﻮﺫﺗﻴﻦ ﻭﻛﺜﻴﺮاً ﻣﺎ ﻳﻘﺮﺃ ﻓﻲ ﺃﺫﻥ اﻟﻤﺼﺮﻭﻉ :{ﺃﻓﺤﺴﺒﺘﻢ ﺃﻧﻤﺎ ﺧﻠﻘﻨﺎﻛﻢ ﻋﺒﺜﺎ ﻭﺃﻧﻜﻢ ﺇﻟﻴﻨﺎ ﻻ ﺗﺮﺟﻌﻮﻥ}

“Dahulu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengobati dengan bacaan ayat kursi dan Mu’awidzatain (surat al-Falaq dan surat an-Naas).
Dan sering membacakan pada telinga orang yang kesurupan firman Ta’ala,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

‘Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?’ (QS. Al-Mukminun : 115).” [Majmu Fatawa wa Rasail 1/299]

Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan bahwa membacakan ayat-ayat suci Al-Quran seperti ayat kursi dan surat-surat pendek yang terkandung dalam Mu’awidzatain dapat menjadi sarana pengobatan bagi orang yang kesurupan. Dalam sebuah kisah, Ibnu Taimiyah rahimahullah sering membacakan ayat-ayat tersebut pada telinga orang yang mengalami kesurupan untuk membantu mereka keluar dari gangguan tersebut.

Salah satu ayat yang sering dibacakan adalah ayat dari Surah Al-Mukminun (QS. 23:115) yang menegaskan kekuasaan Allah atas penciptaan manusia dan pengembalian mereka kepada-Nya. Meskipun secara umum semua ayat dalam Al-Qur’an bisa dibaca ketika meruqyah berdasarkan keumuman ayat yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah obat penyembuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” [QS. Al-Isra’: 82]

Dalam praktik meruqyah, kekuatan iman menjadi faktor penting dan penentu dalam mencapai kesembuhan. Oleh karenanya dahulu shahabat pernah meruqyah seorang kepala suku yang sakit cukup parah karena disengat hewan berbisa. Namun dengan dibacakan surat Al-fatihah, dia langsung sembuh total tanpa meninggalkan bekas. Seolah-olah sebelumnya tidak digigit atau disengat hewan berbisa. Sangat luar biasa hasilnya, langsung sembuh dengan sempurna tanpa melalui proses. Ini membuktikan bahwa kualitas iman dan tauhid sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ruqyah.

Perlu diketahui bahwa meruqyah bukan hanya sekedar membaca ayat-ayat tanpa makna, tetapi juga melibatkan keyakinan yang mendalam dan penghayatan terhadap makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut. Semakin khusyuk dalam membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, maka akan semakin besar pengaruhnya.

Dengan demikian, meruqyah menjadi salah satu amalan sunnah yang dapat dilakukan untuk membantu orang yang mengalami kesurupan. Hanya saja perlu kita ingatkan bahwa meminta ruqyah hukumnya adalah makruh. Adapun bagi yang meruqyah, maka itu adalah amal saleh yang berpahala. Allahu a’lam

Abu Abdillah Dendi

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Lainnya

  • Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, « الدنيا كلها ظلمة إلا مجالس العلماء » “Dunia semuanya adalah kegelapan kecuali majelisnya orang-orang...
  • Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma menuturkan, ” السواك بعد الطعام أحب إلي من وصيفين.” “Siwak (gosok gigi) setelah makan...
  • Ilmu adalah perbendaharaan yang paling berharga yang dapat dimiliki oleh seseorang. Hal ini ditegaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah,...
  • Al-Khatib al-Baghdadi rahimahullah, seorang ulama ternama dalam dunia Islam, pernah menyampaikan sebuah pesan yang sangat berarti bagi para pencari...
  • CINTA DUNIA MEMBUAT PIKIRAN TERUS BERAMBISI UNTUK MENCARI PENGHASILAN Berkata Al ‘Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah : “Hati itu ibarat...
  • Asy-Syathibi rahimahullah mengatakan, “العقلُ إذا لم يَكُن مُتَّبعًا للشرع لم يَبْقَ له إلا الهوى والشَّهوَة.” “Akal jika tidak mengikuti...

Kirim Pertanyaan