Ancaman Azab Bagi Siapa Saja Yang Menyelisihi Sunnah

2 menit baca
Ancaman Azab Bagi Siapa Saja Yang Menyelisihi Sunnah
Ancaman Azab Bagi Siapa Saja Yang Menyelisihi Sunnah

Dalam Islam, pentingnya mengikuti Sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa diabaikan. Menyelisihi Sunnah, terutama dalam aqidah atau ibadah, bisa membawa konsekuensi yang sangat berat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi rahimahullah dengan sanad yang shahih dari Sa’id bin Musayyib rahimahullah, ada ancaman azab bagi siapa saja yang menyelisihi Sunnah dalam beribadah.

أنه رأى رجلا يصلي بعد طلوع الفجر أكثر من ركعتين، يكثر فيها الركوع والسجود فنهاه، فقال: يا أبا محمد! أيعذبني الله على الصلاة ؟ ! قال: لا، ولكن يعذبك على خلاف السُنَّة.

وهذا من بدائع أجوبة سعيد بن المسيب رحمه الله تعالى، وهو سلاح قوي على المبتدعة الذين يستحسنون كثيراً من البدع باسم أنها ذِكْر وصلاة، ثم يُنكِرون على أهل السُنَّة إنكار ذلك عليهم، ويتهمونهم بأنهم ينكرون الذِكر والصلاة ! ! وهم في الحقيقة إنما ينكرون خلافهم للسنة في الذِكْر والصلاة ونحو ذلك

Bahwasanya beliau melihat seseorang mengerjakan salat setelah terbitnya fajar lebih dari 2 rekaat dan memperbanyak rukuk serta sujudnya maka beliau pun melarangnya, maka dia bertanya, ‘Wahai abu Muhammad apakah Allah akan mengadzabku karena aku melakukan salat?’
Beliau pun menjawab, ‘Tidak, akan tetapi Allah akan mengadzabmu karena engkau telah menyelisihi Sunnah’.

Jawaban Sa’id bin Musayyib rahimahullah menunjukkan bahwa meskipun niat seseorang mungkin baik, namun jika caranya menyelisihi Sunnah, maka hal itu tetap tidak diterima dan bahkan bisa mendatangkan hukuman Allah Ta’ala.

Al-Imam al-Albani rahimahullah berkomentar dalam Irwaul Gholil fii Takhriiji Ahadits Manari Sabiil 2/236, beliau mengatakan, bahwa ini adalah salah satu dari keindahan jawaban dari Sa’id bin Musayyib rahimahullah. Jawaban ini menjadi senjata yang kuat untuk membantah para ahli bid’ah yang sering kali menganggap baik berbagai bid’ah dengan anggapan bahwa itu adalah ibadah dan niatannya baik. Mereka sering membantah ahlus sunnah yang mengingkari bid’ah tersebut dan menuduh ahlus sunnah sebagai pengingkar dzikir dan salat. Padahal, yang diingkari oleh ahlus sunnah adalah penyelisihan mereka terhadap Sunnah dalam dzikir dan salat atau yang semisalnya.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya berpegang teguh pada Sunnah dalam beribadah. Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mengikuti Sunnah bukan hanya tentang niat yang baik, tetapi juga tentang cara yang benar dan sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda

من عمل عملًا ليس عليه أمرِنا فهو رَدٌّ

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan merupakan perintah dari kami, maka amalan itu tertolak. [HR. Muslim]

Menyelisihi Sunnah bisa membawa akibat yang serius dan di antaranya adalah termasuk ancaman azab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya

فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan tertimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih. [QS. An-Nur : 63]

Sebagai umat Islam, kita harus berhati-hati dalam setiap ibadah yang kita lakukan, memastikan bahwa semuanya sesuai dengan Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Mengikuti Sunnah adalah jalan terbaik untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala dan selamat dari azab-Nya. Allahu a’lam

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

Kirim Pertanyaan