Dosa Yang Tidak Bisa Ditebus

2 menit baca
Dosa Yang Tidak Bisa Ditebus
Dosa Yang Tidak Bisa Ditebus

Dalam ajaran Islam, ada dosa-dosa besar yang sangat berat dan sulit untuk dihapuskan. Salah satunya adalah ghibah, yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Saleh al-Utsaimin rahimahullah sebagai dosa yang tidak bisa ditebus dengan salat, sedekah, puasa, atau haji.

Syaikh Muhammad bin Saleh al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

الغيبة من الكبائر التي لا تكفرها الصلاة ولا الصدقة ولا الصيام ولا الحج

“Ghibah merupakan dosa besar yang tidak bisa dilebur dosanya dengan salat, sedekah, puasa,dan haji.” Syarah Riyadus Sholihin 6/109

Ghibah sebagaimana didefinisikan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah kamu menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang tidak dia sukai.

Ini bisa berupa mengungkapkan aib, menyebutkan kekuraan fisik atau akhlak, celaan, atau bahkan hal-hal pribadi yang seharusnya disimpan dalam privasi.

Ghibah adalah dosa besar karena ada ancaman hukuman bagi pelakunya di akhirat kelak. Ini adalah salah satu ciri dosa besar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut ghibah sebagai tindakan memakan bangkai saudaranya yang sudah meninggal. Allah berfirman,

أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

“Apakah salah seorang dari kalian suka makan daging saudaranya yang telah mati, tentu kalian tidak menyukai nya.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Apalagi ghibah dapat merusak hubungan antar sesama muslim dan melanggar hak privasi serta kehormatan individu.

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menegaskan bahwa dosa ghibah tidak bisa dihapuskan dengan melakukan amalan ibadah seperti salat, sedekah, puasa, atau haji.

Karena dosa ghibah terkait dengan hak sesama manusia sehingga harus ada pemaafan dari orang yang dighibahi. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dosa ghibah dalam pandangan Islam.

Melihat beratnya dosa ghibah dan betapa sulitnya untuk dihapuskan, penting bagi setiap muslim untuk menjauhinya.

Untuk menghindari dosa ghibah, kita perlu menjaga lisan kita agar tidak mengucapkan hal-hal yang merugikan orang lain.

Selain itu, menjaga kalbu agar tidak merasa iri atau dengki terhadap sesama juga penting, karena ghibah sering kali muncul dari perasaan negatif terhadap orang lain. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Dalam sejarah Islam, terdapat banyak figur ulama dan sahabat yang telah menjadikan ilmu agama sebagai bagian penting dalam hidup...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “وَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ مَرَاتِبَ الْهِمَمِ، فَانْظُرْ إِلَى هِمَّةِ رَبِيعَةَ بْنِ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيِّ رَضِيَ اللَّهُ...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, إنها ‏تظهر في المواضع التي يختفي فيها أثر ‎التوحيد. “Sesungguhnya para syaithan akan...
  • Dari Abdullah bin Qurth radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إنَّ أعظمَ الأيَّامِ عندَ اللَّهِ تبارَكَ وتعالَى...
  • Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafidzahullah mengatakan: “Sesungguhnya pemboikotan terhadap pelaku kemaksiatan dan kebid’ahan tidaklah memilik limit dan batas waktu tertentu....
  • Imam as-Sam’ani rahimahullah menyatakan, ﻭاﻋﻠﻢ ﺃﻥ اﻟﻈﻦ اﻟﻤﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ ﻫﻮ  ﻇﻦ اﻟﺴﻮء ﺑﺄﻫﻞ اﻟﺨﻴﺮ. ﻓﺄﻣﺎ ﺑﺄﻫﻞ اﻟﺸﺮ ﻓﺠﺎﺋﺰ “Ketahuilah...

Kirim Pertanyaan