Jangan Terburu-Buru Memuji Orang

2 menit baca
Jangan Terburu-Buru Memuji Orang
Jangan Terburu-Buru Memuji Orang

Mu’afa bin Imran rahimahullah memberikan nasihat bijak yang patut dipertimbangkan oleh kita semua. Mu’afa bin Imran rahimahullah menyatakan,

لَا تَحمَدَنَّ رَجُلاً إِلَّا عِنْدَ المَوتِ إِمَّا يَمُوتُ عَلَى السُّنَّةِ أَو يَمُوتُ عَلَى بِدْعَةٍ

“Jangan sekali-kali kamu memuji seseorang kecuali ketika dia di ambang kematiannya. Boleh jadi dia akan meninggal di atas Sunnah atau di atas bid’ah.” (Syarah Ushul I’tiqo Ahli Sunnah wal Jama’ah 57)

Nasihat ini mengandung makna yang dalam dan pelajaran berharga bagi kita. Terlalu sering, kita cenderung terburu-buru dalam memberikan pujian kepada orang lain. Mungkin seseorang melakukan tindakan baik, atau kita melihat sifat-sifat positif dalam dirinya, dan tanpa berpikir panjang, kita memberikan pujian. Namun, apa yang harus kita ingat adalah bahwa perjalanan hidup seseorang bisa berubah, dan mungkin kehidupan mereka berakhir dengan tindakan atau kepercayaan yang menyimpang dari agama Islam.

Pentingnya menahan diri dalam memberikan pujian bukanlah untuk mengurangi kebaikan atau apresiasi kita terhadap orang lain, tetapi untuk menghindari penyesalan di masa depan. Mungkin saat ini seseorang terlihat sebagai individu yang taat beragama dan berpegang teguh pada ajaran Islam (Sunnah), tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mereka bisa saja mengalami perubahan dalam keyakinan atau praktek mereka yang membuat pujian kita di masa lalu menjadi tidak tepat.

Oleh karena itu, nasihat Mu’afa bin Imran mengingatkan kita untuk bijak dalam memberikan pujian. Hendaknya kita memberikan apresiasi kepada orang lain ketika mereka telah menunjukkan konsistensi dalam perilaku mereka yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Namun, kita juga harus waspada dan tidak tergesa-gesa dalam memberikan pujian yang berlebihan yang mungkin tidak sepenuhnya pantas.

Selain itu, nasihat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat tindakan seseorang saat ini, tetapi juga melihat jejak hidup mereka secara keseluruhan. Seiring berjalannya waktu, seseorang dapat mengalami perubahan dalam pandangan dan tindakan mereka. Oleh karena itu, lebih baik menahan diri dalam memberikan pujian berlebihan dan menghindari potensi kesalahan di masa depan.

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Allah Ta’ala berfirman, أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ﻫﺬﻩ اﻷﻣﻮﺭ اﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺔ ﻋﻨﺪ اﻟﻘﺒﻮﺭ ﻣﺮاﺗﺐ ﺃﺑﻌﺪﻫﺎ ﻋﻦ اﻟﺸﺮﻉ ﺃﻥ ﻳﺴﺄﻝ اﻟﻤﻴﺖ ﺣﺎﺟﺘﻪ ﻭﻳﺴﺘﻐﻴﺚ...
  • Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah berkata, أدب العبد عنوان عقله وأن الله مريد به الخير “(Kebaikan) adab seorang...
  •   Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, إن هذا المقدر قدر باسباب، ومن أسبابه الدعاء، فلم يقدر مجردا عن سببه،...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻤﻨﺘﺴﺒﻴﻦ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﻠﻢ ﻳﺒﺘﻠﻰ ﺑﺎﻟﻜﺒﺮ، ﻛﻤﺎ ﻳﺒﺘﻠﻰ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ...
  • KEUTAMAAN DZIKIR Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik...

Kirim Pertanyaan