Jika Nikmat Tidak Disyukuri

2 menit baca
Jika Nikmat Tidak Disyukuri
Jika Nikmat Tidak Disyukuri

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah menyatakan,

إِنَّ اللَّهَ لَيُمَتِّعُ بِالنِّعْمَةِ مَا شَاءَ فَإِذَا لَمْ يُشْكَرْ قَلَبَهَا عَلَيْهِمْ عَذَابًا

“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan menganugerahkan nikmat sesuai dengan kehendak-Nya. Namun jika tidak disyukuri, maka Allah Ta’ala akan mengganti nikmat itu menjadi siksaan bagi para pemiliknya.” (Asy-Syukr libni Abi Dunya 17)

Pernyataan ini menggambarkan pentingnya sikap syukur terhadap segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Nikmat, baik dalam bentuk kesehatan, kekayaan, keluarga, atau kesempatan hidup, adalah karunia-Nya yang patut disyukuri. Namun, ketika manusia lupa mensyukuri nikmat tersebut, mereka berpotensi menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.

Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan kecenderungan untuk mencari kenyamanan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, ketika nikmat-Nya mengalir kepada hamba-Nya, seharusnya manusia menjalaninya rasa syukur.

Syukur bukan hanya ekspresi kata-kata pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ucapan ‘Alhamdulillah’ (segala puji hanya milik Allah) namun juga harus diwujudkan dengan keyakinan kalbu bahwa semua nikmat semata-mata datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lalu diwujudkan dengan tindakan dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap nikmat tersebut. Yaitu dengan banyak melakukan ketaatan dan amal kebaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sikap syukur juga menjadi kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan nikmat yang telah diberikan. Allah mencintai hamba-Nya yang bersyukur, dan Dia menjanjikan peningkatan nikmat bagi mereka yang mensyukuri anugerah yang telah diberikan. Allah pun berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan;”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. “ (QS. Ibrahim: 7)

Maka ketika manusia lalai dan tidak menyadari nikmat yang diterimanya, mereka berpotensi menghadapi konsekuensi azab. Allah, dengan keadilan-Nya, dapat mengubah nikmat menjadi ujian atau siksaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk senantiasa merenung dan mensyukuri setiap nikmat yang diterimanya.

Ucapan Al-Hasan al-Bashri ini mengingatkan kita untuk tidak meremehkan nikmat yang diberikan oleh Allah. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, mari kita berusaha mensyukuri setiap momen dan kesempatan yang Allah Ta’ala berikan.

Dengan begitu, kita dapat menghindari potensi azab dan tetap meraih karunia-Nya. Syukur adalah kunci untuk menjaga dan memperluas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hidup kita. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Abu Yahya rahimahullah pernah mengatakan, شكوت إلى مجاهد الذنب “Aku pernah mengadukan kepada Mujahid tentang suatu dosa.’ Maka beliau...
  • Syaikh Muhammad bin Saleh al-Utsaimin rahimahullah mengingatkan kita akan pentingnya perdamaian dalam hubungan sosial. Dalam syarahnya terhadap hadis Riyadhis...
  • Syaikh Muhammad bin Nashirudin al-Albani rahimahullah menyatakan, ”كثيراً ما تقع المقاطعة والمصارمة مما يخطر في بال الإنسان من الظنون...
  • Syaikh Muqbil bin Hadi al-Madkhali rahimahullah berkata, الذّي أنصَح بِه نَفسِي وكُل أحَّد أنْ يَشغَل نفسَهُ بالعِلم، وهُمومُ الدُنيّا...
  • Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “إنَّ أبخلَ الناسِ من بخلَ بالسلامِ ، و أعجزُ الناسِ من عجز عن...
  • “يرجع إلى بيته بعد صلاة الفجر فيغتسل غسله من الجنابة ويلبس أحسن ثيابه ويتطيب بأطيب ما عنده ثم يخرج...

Kirim Pertanyaan