Menangis Karena Bahagia: Kisah Renungan Imam Ibnul Qayyim

2 menit baca
Menangis Karena Bahagia: Kisah Renungan Imam Ibnul Qayyim
Menangis Karena Bahagia: Kisah Renungan Imam Ibnul Qayyim

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, seorang ulama terkenal yang hidup pada abad ke-13 adalah seorang imam sunni, cendekiawan, dan ahli fikih bermazhab Hambali. Pernah mengalami suatu peristiwa. Ketika itu, dia masuk menemui seorang teman dan melihat temannya itu sedang menangis. Dia pun bertanya tentang penyebab tangisannya.

ودَخَلتُ يَومًا عَلى بَعضِ أصحابِنا، وقَد حَصَلَ لَهُ وَجْدٌ أبْكاهُ. فَسَألْتُهُ عَنْهُ؟ فَقالَ: ذَكَرتُ ما مَنَّ اللَّهُ بِهِ عَلَيَّ مِنَ السُّنَّةِ ومَعرِفَتِها، والتَّخَلُّصِ مِن شُبَهِ القَومِ وقَواعِدِهِمُ الباطِلَةِ، ومُوافَقَةِ العَقلِ الصَّرِيحِ، والفِطرَةِ السَّلِيمَةِ، لِما جاءَ بِهِ الرَّسُولُ ﷺ. فَسَرَّنِي ذَلِكَ حَتّى أبكانِي

“Suatu hari aku masuk menemui seorang temanku dan telah terjadi suatu peristiwa yang membuatnya menangis. Aku pun bertanya kepadanya tentang penyebab tangisannya.”

Teman Ibnul Qayyim menjawab,

“Aku ingat karunia yang telah Allah berikan kepadaku berupa Sunnah dan pengetahuan tentangnya, keselamatan dari berbagai syubhat kelompok (sesat) dan prinsip-prinsip mereka yang batil dan keselarasan akal yang sehat dan fitrah yang selamat dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka semua itu membuatku gembira sehingga akupun menangis.” [Madarijus Salikin 3/127]

Kisah Ibnul Qayyim mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Kita seringkali terlalu fokus pada kekurangan dan kesulitan yang ada di dalam hidup kita, sehingga kita lupa untuk bersyukur akan karunia-karunia Allah yang telah diberikan kepada kita.

Ketika kita merenungkan tentang nikmat-nikmat Allah, maka kita akan merasa terharu dan terdorong untuk mengucapkan syukur kepada-Nya. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13).

Kisah ini juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mempelajari dan memahami agama dengan benar. Kita harus memahami prinsip-prinsip ajaran Islam yang benar dan menghindari segala bentuk syubhat yang dapat mengganggu keimanan kita.

Janganlah kita lupa menyebut nikmat-nikmat Allah dalam rangka untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat-nikmat tersebut secara lisan. Bukan dalam rangka pamer atau mengharap pujian manusia.

Semoga kisah renungan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk senantiasa bersyukur atas karunia Allah dan berusaha untuk memahami ajaran Islam yang benar.

Abu Nabil Al-Hasan

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Lainnya

  • Al-Walid bin Abdil Malik Amirul mukminin rahimahullah menyatakan, “لولا أن الله ذكر قصة اللوطية في القرآن ما كنت أظن...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, “ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﻪ ﺃﻳﻀﺎً ﺗﺨﻤﻴﺮ اﻟﺮﺃﺱ ﺑﺎﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﻷﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ...
  • Hatim al-Ashom rahimahullah mengatakan, “رأيتُ كلَّ أحدٍ له عدو، فمَن اغتابني ليس بعدوِّي، ومَنْ أخذ مِنِّي شيئاً ليس بعدوِّي،...
  • Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahulloh Apabila mereka anak-anak kecil yang usianya belum genap 4 tahun itu belum...
  • SALAH SATU SIKSA DIHARI KIAMAT Berkata Abu Hurairoh rodhiallahu taala anhu: Sesungguhnya nanti ada seorang manusia di hari kiamat...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “الذي أهلك الناس اليوم التنافس في الدنيا وكونهم كأنما خلقوا لها لا...

Kirim Pertanyaan