Mengutamakan Tauhid Dalam Dakwah

2 menit baca
Mengutamakan Tauhid Dalam Dakwah
Mengutamakan Tauhid Dalam Dakwah

Dalam upaya untuk menelusuri jalan hidup para Nabi dan Rasul, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya mengutamakan tauhid dalam dakwah kita. Syaikh al-Albani rahimahullah dengan tegas menyatakan bahwa Nabi Nuh telah menghabiskan hampir seabad dalam dakwah tauhid kepada kaumnya. Pesan yang disampaikan oleh Nabi Nuh dan pelajaran yang dapat kita ambil dari pengabdiannya kepada Allah Ta’ala dengan dakwah tauhid menjadi sangat relevan dalam konteks dakwah Islam.

Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus oleh Allah Ta’ala. Selama hampir seribu tahun, ia berjuang keras untuk memperbaiki kerusakan dalam aqidah dan kepercayaan kaumnya. Syaikh al-Albani merinci pentingnya hal ini dengan mengatakan,

“فقد لبث نوح في قومه ألف سنة إلا خمسين عاماً يصرف وقته وجل اهتمامه للدعوة إلى التوحيد. ويقتضي ذلك منا أن نبدأ بما بدأ به نبينا صلى الله عليه وسلم وهو إصلاح ما فسد من عقائد المسلمين أولاً” .

“Sungguh Nabi Nuh telah tinggal di tengah kaumnya selama 950 tahun. Dia meluangkan waktunya dan segenap perhatiannya untuk mendakwahkan tauhid.
Maka ini menuntut kita untuk memulai dakwah dengan apa yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam, yaitu memperbaiki kerusakan aqidah kaum muslimin terlebih dahulu. [At-Tauhid awwalan yaa Du’atal Islam 5]

Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari perjalanan dakwah Nabi Nuh. Di antaranya adalah kesabaran yang luar biasa: Nabi Nuh tidak putus asa meskipun menghadapi tantangan besar selama berabad-abad. Kesabarannya adalah bukti nyata tentang ketekunan dalam menyebarkan tauhid.

Kisah ini juga menunjukkan pentingnya tauhid dan aqidah. Nabi Nuh memahami bahwa pondasi iman yang kuat dalam tauhid adalah kunci segala kebaikan, ia pun fokus pada memperbaiki aqidah mereka. Tauhid adalah pondasi semua amalan. Tatkala tauhid kuat dan bebas dari kesyirikan, maka amalan yang terbangun di atas juga akan kuat dan baik.

Oleh karenanya dakwah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga tidak lepas dari tauhid sepanjang hidupnya. Dari awal di utus sebagai rasul hingga akhir hayatnya beliau selalu mendakwahkan tauhid.
Maka hendaknya kita berusaha mencontoh metode dakwah para nabi dan rasul. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Imam Al-Ajurri rahimahullah menyatakan, فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَقَدَّسَتْ أَسْمَاؤُهُ، اخْتَصَّ مِنْ خَلْقِهِ مَنْ أَحَبَّ، فَهَدَاهُمْ لِلْإِيمَانَ، ثُمَّ اخْتَصَّ...
  • Ali bin Husain rahimahullah menyatakan, اذا بلغ العبد أربعين سنة، ناداه منادٍ من السماء: دنا الرحيلُ فأعدَّ زادًا “Apabila...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahulloh mengatakan, “Beberapa penyebab kerasnya kalbu adalah berpaling dari Allah azza wa jalla,...
  • Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengingatkan kita akan bahaya yang mungkin timbul ketika kita terlalu memperturutkan hawa nafsu. Beliau...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, والصدقة على القريب أفضل من الصدقة على البعيد لأن الصدقة على القريب...
  • Allah Azza wa Jalla berfirman: وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَیۡرِ فِتۡنَةࣰۖ وَإِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ [الأنبياء ٣٥] ‘Dan kami menguji kalian dengan kebaikan...

Kirim Pertanyaan