Merasa Cukup Dengan Ilmunya Adalah Kebodohan

2 menit baca
Merasa Cukup Dengan Ilmunya Adalah Kebodohan
Merasa Cukup Dengan Ilmunya Adalah Kebodohan

Pencarian ilmu agama semestinya dilakukan secara continue dan terus-menerus. Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata,

لا يَزالُ الرَّجُلُ عالِمًا ما تَعَلَّمَ؛ فَإذا تَرَكَ العِلْمَ وظَنَّ أنَّهُ قَدْ اسْتَغْنى واكْتَفى بِما عِنْدَهُ فَهُوَ أجْهَلُ ما يَكُونُ

“Seseorang akan senantiasa berilmu selama dia mau belajar. Apabila seseorang meninggalkan ilmu agama dan menyangka dirinya telah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki, maka betapa bodohnya dia.”

[Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab 1/29]

Pernyataan Sa’id bin Jubair rahimahullah ini mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang hakikat belajar ilmu agama. Belajar Ilmu tidaklah hanya menjadi teori pengetahuan yang dimiliki seseorang pada suatu waktu, tetapi merupakan perjalanan panjang yang hendaknya dilakukan secara terus-menerus. Ketika seseorang merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, dia telah menghentikan perjalanan tersebut dan menutup pintu untuk memperoleh ilmu agama.

Seorang muslim seharusnya selalu merasa rendah diri dalam pencarian ilmu. Keyakinan bahwa dirinya telah mencapai puncak pengetahuan adalah tanda kesombongan yang menjauhkannya dari rahmat Allah Azza wa Jalla. Sebaliknya, kesadaran akan keterbatasan ilmu yang dimiliki akan mendorong seseorang untuk terus belajar dan meningkatkan pemahaman tentang agama.

Perilaku merasa cukup dengan ilmu juga mencerminkan sikap sombong dan angkuh. Merasa bahwa dirinya telah mencapai tingkat keilmuan yang memadai tanpa perlu belajar lebih lanjut adalah tanda bahwa seseorang telah terjebak dalam kesombongan diri. Sikap ini bertentangan dengan ajaran agama yang menekankan pentingnya rendah hati dan kesediaan untuk terus belajar dari orang yang berilmu.

Maka, sebaliknya, kesungguhan dalam belajar dan rendah hati dalam menyadari keterbatasan ilmu adalah ciri-ciri seorang muslim yang baik dan taat kepada ajaran agama.
Sikap sombong akan menghalangi seseorang untuk belajar ilmu agama.
Mujahid rahimahullah menyatakan,

لا يتعلم العلم مستكبر ولا مستحي

Orang yang sombong dan malu tidak akan bisa belajar ilmu agama

Dalam konteks ini, kita diajak untuk mengambil pelajaran bahwa merasa cukup dengan ilmu adalah tindakan bodoh yang harus dihindari. Sebaliknya, kita harus senantiasa merasa rendah diri dalam pencarian ilmu, siap untuk terus belajar, dan bersyukur atas setiap pengetahuan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allahu a’lam

Abu Abdillah Dendi

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Lainnya

  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan, طلاب العلم الآن أجفى من الأعراب. لا عنده بشاشة ولا تسليم ولا تواضع. بل...
  • Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “فَمَطَالِبُكَ بَلْ مَطَالِبُ الْخَلْقِ كُلِّهِمْ جَمِيعًا – لَدَيْهِ، وَهُوَ أَجْوَدُ الْأَجْوَدِينَ، وَأَكْرَمُ الْأَكْرَمِينَ، أَعْطَى عَبْدَهُ...
  • Imam Az-Zuhri rahimahullah menegaskan, العلم خزائن وتفتحها المسألة “Ilmu agama adalah perbendaharaan dan yang akan membukanya adalah pertanyaan.” [Sunan...
  • Seseorang mungkin mengalami masa-masa kemiskinan, tetapi dengan usaha dan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia bisa menjadi kaya. Sebaliknya,...
  •   Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan, “يستحب التكبير في العيدين للمسلمين رجالًا ونساءً من غروب الشمس ليلة عيد...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ﻓﺈﻥ اﻟﻌﻠﻢ ﻧﻮﺭ اﻟﻠﻪ ﻳﻘﺬﻓﻪ ﻓﻲ ﻗﻠﺐ ﻋﺒﺪﻩ ، ﻭاﻟﻬﻮﻯ ﻭاﻟﻤﻌﺼﻴﺔ ﺭﻳﺎﺡ ﻋﺎﺻﻔﺔ ﺗﻄﻔﺊ...

Kirim Pertanyaan