Musibah Melebur Dosamu

3 menit baca
Musibah Melebur Dosamu
Musibah Melebur Dosamu

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,

“من نعمة الله سبحانه وتعالى يبتلي سبحانه وتعالى عبده بالمصائب وتكون تكفيرا لسيئاته وحطا لذنوبه”

“Termasuk kenikmatan dari Allah Ta’ala adalah Allah Ta’ala memberi ujian hamba-Nya dengan musibah-musibah, dan hal tersebut sebagai penghapus kesalahannya serta pelebur dosanya.” ([Syarh Riyadhis Shalihin 1/96])

Musibah sering kali dipandang sebagai hal yang menyakitkan dan merugikan. Namun, dalam pandangan Islam, musibah memiliki dimensi yang lebih dalam dan penuh hikmah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa musibah yang menimpa seorang hamba adalah salah satu bentuk kasih sayang dan kenikmatan dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

“Siapa yang Allah kehendaki mendapat kebaikan, maka Dia akan memberinya musibah.” HR. Bukhari

Ketika seorang hamba diberi ujian berupa musibah, sebenarnya Allah Ta’ala sedang memberikan peluang bagi hamba tersebut untuk melebur dosa-dosanya. Dalam setiap kesulitan dan cobaan, terdapat kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dari Allah Ta’ala. Setiap penderitaan yang dihadapi dengan sabar dan ikhlas akan menjadi penghapus kesalahan dan dosa yang telah diperbuat.

Mengapa Musibah Adalah Kenikmatan?

1. Pelebur Dosa : Ujian yang berupa musibah adalah salah satu hikmah Allah Ta’ala dalam menghapus dosa-dosa hamba-Nya. Tentu yang dimaksud adalah dosa kecil. Bahkan rasa lelah seorang mukmin itu akan menjadi pelebur dosanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه

“Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya”. HR. Bukhari dan Muslim

Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al-Utsaimin, musibah dapat menjadi penebus dosa dan kesalahan yang dilakukan di masa lalu.

2. Meningkatkan Derajat: Selain sebagai pelebur dosa, musibah juga bisa meningkatkan derajat seorang mukmin di sisi Allah Ta’ala. Mereka yang sabar dan ikhlas menghadapi ujian akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di akhirat kelak.

3. Menguatkan Iman, musibah juga dapat menguatkan iman seorang mukmin. Dengan menghadapi ujian dan tetap berpegang teguh pada Allah Ta’ala, iman seseorang akan teruji dan semakin kokoh.

4. Menghapus Kelemahan dan penyakit kalbu : Musibah akan membantu membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti kesombongan, bangga diri dan ketergantungan pada selain Allah Ta’ala. Hamba akan menyadari betapa lemahnya dirinya dan dirinya sangat membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala.

Musibah bukanlah akhir dari segalanya, untuk kemudian membuat hamba berputus asa. Memahami bahwa setiap musibah adalah bentuk kasih sayang Allah Ta’ala dapat membantu seorang mukmin untuk menerima dan menghadapinya dengan lebih sabar dan ikhlas. Dengan demikian, musibah yang diterima dengan ikhlas dan sabar akan menjadi pelebur dosa dan penghapus kesalahan, membawa keberkahan dan hikmah yang tak ternilai. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Al Imam As Syafi’i rahimahullah berkata, قال الإمام الشافعي رحمه الله: إنك لاتقدر أن ترضي الناس كلهم ،فأصلح ما...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menegaskan, “و أنفع الاغذية غذاء الايمان، و أنفع الادوية دواء القرآن، وكل منهما فيه الغذاء...
  • Al-Ashma’i rahimahullah pernah bertanya kepada seorang Arab Badui (pedalaman), Dengan apa kamu bisa mengetahui Rabb-Mu? Dia pun menjawab, “اﻟﺒﻌﺮﺓ...
  • Al-Imam Al-Hafidz Abul-Hadan Ali bin Muhammad Al-Qubisi -seorang alim dari negeri Maroko mengatakan, “Nama-nama dan sifat-sifat ALLAH tidak akan...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan, “فَالبَصِيرُ الصَّادِقُ لاَ يَستَوحِشُ مِنْ قِلَّةِ الرَّفِيقِ وَلاَ مِنْ فَقدِهِ.” “Seorang yang cerdas lagi...
  • Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma menuturkan, كان أبي أول قتيل -في أحد- ودفن معه آخر في قبر، ثم لم تطب...

Kirim Pertanyaan