Belajar Untuk Diamalkan

2 menit baca
Belajar Untuk Diamalkan
Belajar Untuk Diamalkan

Mempelajari ilmu agama adalah sebuah keutamaan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, tujuan dari mempelajari ilmu tersebut haruslah jelas dan benar, yaitu untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya sebagai wacana atau teori tanpa pengamalan.

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menekankan bahwa mempelajari ilmu agama dan bertanya tentangnya hanya akan menjadi terpuji jika dilakukan dengan niat untuk mengamalkan ilmu tersebut, bukan untuk berdebat atau mencari-cari kesalahan orang lain.

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menuturkan,

إنّ التَّفقُّهَ في الدّين والسُّؤالَ عَنِ العِلْمِ إنّما يُحْمَدُ؛ إذا كَانَ للعَمَلِ، لا لِلْمِراءِ والجَدَلِ

“Sesungguhnya mempelajari ilmu agama dan bertanya tentangnya, akan menjadi terpuji jika untuk diamalkan bukan untuk berdebat.” Jami’ al-Ulum wal Hikam 1/244

Ilmu agama seharusnya membawa perubahan positif dalam diri seseorang, memperbaiki akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Ilmu yang dipelajari dengan niat yang ikhlas untuk diamalkan akan membawa berkah dan manfaat yang besar, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebaliknya, ilmu yang dipelajari hanya untuk berdebat dan memperlihatkan kehebatan diri akan membawa kerugian di dunia terlebih akhirat dan bisa menimbulkan permusuhan serta kebencian.

Niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu adalah kunci utama agar ilmu tersebut bermanfaat. Seorang Muslim harus selalu mengingat bahwa tujuan utama dari belajar agama adalah untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala dan mengamalkan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, ilmu yang dipelajari akan menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup dan membawa kita lebih dekat kepada Allah ﷻ.

Selain itu, mengamalkan ilmu juga berarti menyebarkan kebaikan dan manfaat kepada orang lain. Seorang yang berilmu diharapkan dapat menjadi contoh dan teladan baik bagi masyarakat, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan. Dengan demikian, ilmu yang diamalkan akan memberikan dampak positif yang luas dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, mempelajari ilmu agama adalah sebuah keutamaan yang harus disertai dengan niat yang ikhlas untuk diamalkan. Ilmu yang diamalkan akan membawa berkah dan manfaat yang besar, sementara ilmu yang dipelajari hanya untuk berdebat akan membawa kerugian. Oleh karena itu, mari kita niatkan setiap usaha dalam menuntut ilmu agama untuk mengamalkannya demi mendapatkan ridha Allah ﷻ dan memberikan manfaat kepada sesama. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Imam an-Nawawi rahimahullah menegaskan, “ويَنْبَغِي أنْ لا يَمْنَعَهُ ارْتِفاعُ مَنصِبِهِ وشُهْرَتِهِ مِن اسْتِفادَةِ ما لا يَعْرِفُهُ، فَقَدْ كانَ كَثِيرُونَ...
  • Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menyatakan, “قد كان كثير من الصحابة يوتر من أول الليل منهم أبو بكر الصديق...
  • Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “حب العلم وطلبه أصل كل طاعة وحب الدنيا والمال وطلبه أصل كل سيئة.” “Cinta ilmu...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ اﻟﺘﻮاﺑﻴﻦ ﻭﻳﺤﺐ اﻟﻤﺘﻄﻬﺮﻳﻦ ﻭﻟﻴﺴﺖ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻧﻘﺼﺎً ؛ ﺑﻞ ﻫﻲ ﻣﻦ...
  • Seseorang mungkin mengalami masa-masa kemiskinan, tetapi dengan usaha dan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia bisa menjadi kaya. Sebaliknya,...
  • Shalat Maghrib, salah satu ibadah penting dalam agama Islam, memiliki keutamaan yang luar biasa. Pandangan ulama, khususnya Muhammad bin...

Kirim Pertanyaan