Nikmat Besar Menghafal Al-Qur’an

2 menit baca
Nikmat Besar Menghafal Al-Qur’an
Nikmat Besar Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu amalan yang sangat mulia dalam Islam. Amalan ini tidak hanya melibatkan upaya untuk mengingat ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya. Syaikh Muhammad bin Saleh al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang besarnya nikmat ini,

لِيعلَم أَنَّ اللَّه تَعالىٰ إذَا منَّ عَلىٰ الإنسَان بِحفظِ شَيء مِن كِتابه فَإنَّه مِن النِّعم العَظيمةِ التِي لا يَنبغِي للإنسَانِ أَن يُهمِلهَا.

Hendaknya diketahui bahwasannya apabila Allah Ta’ala memberikan anugerah kepada seseorang dengan menghafal sebagian ayat dari kitab-Nya, maka itu sungguh termasuk nikmat yang sangat besar sehingga tidak sepantasnya seseorang untuk mengabaikannya. [Al-Liqo’ asy-Syahri 57]

Allah Ta’ala memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk diberikan keutamaan menghafal Al-Qur’an. Ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Setiap ayat yang dihafal adalah bentuk penjagaan Allah Ta’ala terhadap kalam-Nya, Allah Ta’ala telah menjamin penjagaan terhadap Al-Qur’an.

Nikmat ini begitu agung sehingga Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa para penghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan khusus di akhirat. Dalam hadis disebutkan, bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, maka dia bersama para malaikat yang mulia lagi taat.

Sebagaimana penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, nikmat menghafal Al-Qur’an harus disyukuri dan dijaga dengan baik. Tidak sepantasnya seseorang mengabaikan hafalannya atau membiarkannya terlupakan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga mengingatkan,

فإن نسيان القرآن من الذنوب

Sesungguhnya melupakan Al-Qur’an termasuk dosa.

Yaitu seseorang yang telah menghafal Al-Qur’an kemudian menyia-nyiakannya dan tidak ada upaya sedikit pun menjaga padahal dia mampu untuk melakukannya.

Oleh karena itu, menjaga hafalan dan terus mengulanginya adalah bentuk rasa syukur atas nikmat besar ini. Maka, marilah kita berusaha menjadi hamba yang bersyukur atas nikmat ini dengan terus menjaga hafalan, memahami makna, dan mengamalkannya dalam kehidupan. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk menjadi bagian dari para penghafal Al-Qur’an.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

  • Dalam kisah yang inspiratif, Ali bin Husain rahimahullah menyampaikan pesan yang sederhana namun mendalam tentang pentingnya mengamalkan ilmu. Dikatakan...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, ” مَنشَأ البَاطل مِن نَقصِ العِلمِ أو سُوءِ القَصدِ.””Sumber kebatilan berasal dari kurangnya...
  • Umar bin Abdul Aziz rahimahullah mengatakan, وما رفق أحد بأحد في الدنيا إلا رفق الله به يوم القيامة. “Tidaklah...
  • Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullah. Pertanyaan: ما هي مفسدات الصوم ؟ ‘Apa saja perusak-perusak ibadah puasa ?’. Jawaban...
  • Al-Fudhail bin’Iyadh rahimahullah mengatakan, والله لئن علم الله منك إخراج الآدميين من قلبك حتى لا يكون في قلبك مكان...
  • Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu menyatakan, شَرَّ العَمى عَمى القَلْبِ “Seburuk-buruk kebutaan adalah kebutaan kalbu.” [Ibnu Abi Syaibah 35694]

Kirim Pertanyaan