Bahaya Pengangguran Bagi Pemuda |
Masa muda adalah fase kehidupan yang penuh dengan energi, semangat, dan potensi. Namun, di sisi lain, masa ini juga rentan terhadap berbagai pengaruh negatif jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pemuda adalah pengangguran atau waktu luang yang berlebihan. Banyak ulama telah menyoroti dampak buruk dari pengangguran ini, termasuk Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, yang menekankan bahwa waktu luang adalah salah satu penyebab utama penyimpangan pada pemuda. Beliau mengatakan,
إذ النفس لابد لها من حركة وعمل»
«من مشكلات الشباب» (ص14)
Sungguh di antara penyebab utama penyimpangan seorang pemuda adalah waktu luang.
Sejatinya, ia ibarat sebuah penyakit mematikan yang akan menyerang pikiran, akal, dan kemampuannya. Karena jiwa itu mesti butuh terhadap suatu gerakan dan amalan.[Min Musykilat Asy-Syabab, hlm. 14]
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengingatkan bahwa waktu luang bisa menjadi “penyakit mematikan” bagi jiwa dan pikiran seorang pemuda. Dalam hal ini, waktu yang tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat akan diisi oleh kebosanan dan kelalaian, yang pada akhirnya bisa membawa seseorang ke dalam perbuatan yang tidak baik dan kemaksiatan.
Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk senantiasa mengisi waktu mereka dengan hal-hal yang bermanfaat, baik melalui pekerjaan, ibadah atau kegiatan yang bermanfaat lainnya. Ketika seorang pemuda telah terkondisikan dalam amal saleh, maka itu akan menjadi karakternya dan dia akan berantipati terhadap kemaksiatan-kemaksiatan. Dia pun tidak sempat lagi untuk melakukan hal yang sia-sia atau berbuat dosa. Pemuda seperti ini lah yang telah dijanjikan akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat nanti. Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh naungan Allah Ta’ala. Di antara mereka adalah
Pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Rabbnya. [HR. Bukhari]
Adapun ketika muncul kejenuhan, maka bisa diselingi dengan melakukan olahraga atau kegiatan positif yang lainnya. Untuk mengembalikan semangatnya dalam beribadah dan melakukan amal saleh.
Dengan demikian, mereka akan terhindar dari bahaya penyimpangan dan bisa menjalani kehidupan yang lebih bermanfaat untuk agama, diri sendiri dan orang lain. Allahu a’lam