Hasad Diantara Orang Yang Berilmu |
Hasad dalam bahasa kita rasa iri dan dengki adalah merasa tidak suka terhadap kenikmatan orang lain dan berangan-angan agar kenikmatan tersebut hilang.
Hasad adalah penyakit hati yang dapat merusak hubungan antara individu. Bahkan di kalangan mereka yang berilmu, hasad masih dapat ditemukan. Ibnul Jauzi, seorang ulama terkemuka mengatakan,
“Aku telah mengamati sikap saling hasad di antara orang-orang yang berilmu.
Maka aku melihat bahwa sumber penyebabnya adalah cinta dunia. Karena sesungguhnya ulama akherat saling mencintai dan tidak saling hasad.” [Shaidul Khatir 59]
Dalam pandangan Ibnul Jauzi, para ulama yang memiliki pandangan jauh ke depan dan fokus pada akhirat, mereka saling mencintai dan mendukung satu sama lain. Mereka memahami bahwa keberhasilan dan keutamaan sesama ulama tidak mengurangi nilainya, melainkan membawa manfaat bagi umat dan memuliakan agama Islam secara keseluruhan. Oleh karena itu, mereka tidak tergoda untuk merasa iri atau dengki terhadap kesuksesan orang lain, karena mereka mengedepankan kepentingan agama dan keselamatan umat.
Namun, jika seseorang terjebak dalam cinta dunia, hasad bisa timbul di dalam hatinya. Ketika cinta terhadap materi, kedudukan, atau pengakuan menguasai hati, individu tersebut menjadi rentan terhadap perasaan iri terhadap orang lain yang berhasil mencapai apa yang ia inginkan. Mereka mungkin merasa bahwa kesuksesan orang lain mengancam posisinya atau mengurangi keunggulannya, sehingga timbul rasa dengki yang merusak hubungan mereka.
Agar menghindari hasad di antara orang yang berilmu, penting bagi mereka untuk mengendalikan cinta dunia dan mengembangkan cinta yang tulus terhadap agama dan sesama manusia.
Dalam Islam, hasad dianggap sebagai salah satu sifat yang dibenci oleh Allah ﷻ. Rasulullah Muhammad ﷺ mengingatkan umatnya agar menjauhkan diri dari rasa iri dan dengki, karena hasad dapat merusak hubungan antara sesama muslim dan mengurangi pahala amal yang telah diperoleh. Sebagai gantinya, Islam mengajarkan umatnya untuk saling mencintai, mendukung, dan memberikan nasehat yang baik dalam semangat ukhuwah Islamiyah.
Dalam pandangan Islam, berilmu seharusnya diiringi dengan akhlak yang baik. Orang yang berilmu sejati akan menghindari hasad dan bekerja sama dengan sesama untuk kebaikan umat dan pembangunan agama. Mereka akan saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan menyemangati satu sama lain untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan beragama. Allahu a’lam.