Membuat Sutrah Dalam Salat

2 menit baca
Membuat Sutrah Dalam Salat
Membuat Sutrah Dalam Salat

Dalam praktik keagamaan, Islam memberikan petunjuk yang terperinci tentang pelaksanaan salat, salah satu kewajiban utama umat Muslim. Salah satu aspek penting dalam salat adalah pemahaman tentang sutrah, yang merupakan penghalang yang diletakkan di depan orang yang sedang melakukan salat untuk mencegah orang lain lewat di depannya. Praktik ini diajarkan oleh sahabat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa, termasuk Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Anas bin Malik, seorang sahabat terkemuka dan penduduk Madinah, adalah salah satu orang yang sangat lama menghabiskan waktu bersama Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Abi Katsir rahimahullah, beliau berkisah,

“رأيت أنس بن مالك دخل المسجد الحرام، فركز شيئا، أو هيأ شيئا يصلي إليه.”

“Aku pernah melihat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu masuk ke Masjidil Haram lantas beliau menancapkan sesuatu atau menyiapkan sesuatu (untuk sutrah¹) lalu beliau shalat menghadapnya.” [Thibaqat Ibni Sa’ad 7/18]

Penggunaan sutrah dalam salat memiliki dasar dalam ajaran Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Beliau mengajarkan umat Muslim untuk menempatkan sutrah sebagai penghalang di depan mereka saat melaksanakan salat agar tidak terganggu oleh orang lain yang lewat di depan mereka. Sutrah dapat berupa benda apa pun yang menonjol untuk tujuan ini, seperti tongkat, tiang, meja atau benda lain yang bisa dijadikan sebagai sutrah.

Tujuan dari penempatan sutrah adalah untuk mendukung konsentrasi dan kekhusyu’an dalam menjalankan ibadah salat. Dengan adanya sutrah, seorang Muslim dapat mencegah orang yang mungkin akan lewat di depannya selama salat.

Sebagai umat Muslim, marilah kita mengikuti contoh sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dan berusaha membuat sutrah dalam salat tatkala salat sendirian. Adapun dalam salat berjamaah, maka sutrahnya imam adalah sutrahnya para makmum.

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Al-Hasan al-Basri rahimahullah memberikan petuah berharga tentang manisnya ibadah dalam tiga perkara utama yaitu salat, membaca Al-Quran, dan berzikir....
  • Al-Imam Abu Nu’aim rahimahullah mengatakan “Dahulu para ahli fiqih saling memberi wasiat diantara mereka dengan 3 hal, dan menulis...
  • Zaid bin Aslam rahimahullah pernah menyampaikan kata-kata yang penuh makna, “من اتقى الله أحبه الناس وإن كرهوا” “Barang siapa...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “أن الإنسان إذا نوى العمل الصالح لكنه حبسه عنه حابس فإنه يكتب...
  •   “Seorang lelaki bertanya kepada al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah, “يا أبا علي، متى يبلغ الرجل غايته من حب الله...
  • Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, إذا قوي يقينه وصبره هان عليه كل مشقة يتحملها في طلب الخير الدائم واللذة الدائمة...

Kirim Pertanyaan