Mencari-cari Kesalahan Bukan Jalannya Salaf

2 menit baca
Mencari-cari Kesalahan Bukan Jalannya Salaf
Mencari-cari Kesalahan Bukan Jalannya Salaf

Dalam perjalanan hidup sebagai seorang Muslim, nasehat dan koreksi merupakan hal penting dalam membangun kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah. Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, seorang ulama terkemuka, menekankan pentingnya nasehat dengan lembut dan membawa argumen serta bukti apabila melihat kesalahan pada saudara seiman.

Beliau menjelaskan,

ﺇﺫﺍ ﺃﺧﻄﺄ ﺃﺧﻮﻙ ﻓﺎﻧﺼﺤﻪ ﺑﺎﻟﻠﻴﻦ ﻭﻗﺪﻡ ﻟﻪ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻫﺎﻥ؛ ﻳﻨﻔﻌﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺬﻟﻚ، ﺃﻣﺎ ﺃﻥ ﺗﺠﻠﺲ ﻭﺗﺘﺮﺑﺺ ﺃﻥ ﻳﺨﻄﺊ ﻓﻼﻥ ﻭﺗﻘﻮﻡ تشيع ﻫﻨﺎ ﻭﻫﻨﺎﻙ ﺃﻥ ﻓﻼﻧﺎً ﻓﻌﻞ ﻛﺬﺍ ﻭﻛﺬﺍ، ﻓﻬﺬﻩ ﻃﺮﻕ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ

“Jika saudaramu salah, nasehati lah dengan lembut dan sampaikan kepadanya argumen dan bukti, niscaya Allah akan memberikan manfaat kepadanya dengan hal itu. Adapun anda duduk dan menunggu-nunggu Fulan melakukan kesalahan. Lantas anda menyebarkan kesalahannya kesana dan kemari bahwa Fulan melakukan ini dan itu. Maka ini adalah jalannya para setan.”
[Bahjatul Qari 107]

Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali menegaskan pentingnya pendekatan yang penuh kasih dan lemah lembut ketika berbicara dengan sesama Muslim. Nasehat yang disampaikan dengan cara ini dapat lebih mudah diterima dan dipahami oleh orang lain, dan memungkinkan saudara seiman untuk belajar dari kesalahan mereka.

Namun, beliau juga menegaskan bahwa mencari-cari kesalahan orang lain dan menyebarkannya tanpa tujuan nasehat adalah perilaku yang sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Beliau menyebutkan, “Adapun Anda duduk dan menunggu-nunggu Fulan melakukan kesalahan. Lantas Anda menyebarkan kesalahannya kesana dan kemari bahwa Fulan melakukan ini dan itu. Maka ini adalah jalannya para setan.”

Perbuatan seperti ini mengganggu hubungan antar Muslim, menciptakan permusuhan, dan merusak ukhuwah Islamiyah. Sebagai umat Muslim, kita harus menghindari tindakan mencari-cari kesalahan orang lain. Sebaliknya, kita harus selalu mencari cara yang penuh kasih dan bijaksana untuk membantu saudara seiman yang terjatuh dalam kesalahan, dengan harapan dapat membimbing mereka kembali ke jalan yang benar.

Mengambil pelajaran dari perkataan Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, mari tingkatkan sikap sabar dan penuh kasih sayang terhadap sesama Muslim. Mari hindari menjadi penyebar fitnah dan konflik di tengah kaum muslimin . Sebagai umat Islam, marilah kita bersatu dalam ukhuwah Islamiyah dan selalu berupaya saling membantu dalam kebaikan untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “فَمَطَالِبُكَ بَلْ مَطَالِبُ الْخَلْقِ كُلِّهِمْ جَمِيعًا – لَدَيْهِ، وَهُوَ أَجْوَدُ الْأَجْوَدِينَ، وَأَكْرَمُ الْأَكْرَمِينَ، أَعْطَى عَبْدَهُ...
  • Muthorrif bin Abdillah rahimahullah (seorang tabi’in) mengatakan, ( جَليسُ الصالح خيرٌ من الوَحْدَةِ والوَحْدَةُ خيرٌ من جليسِ السُّوءِ )...
  • Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Basam rahimahullah berkata, فإن صلح القلب فإنه يأمر إلا بما فيه الخير، و سيصلح الجسد...
  • KEUTAMAAN DZIKIR Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik...
  • Dalam upaya untuk menelusuri jalan hidup para Nabi dan Rasul, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya mengutamakan tauhid dalam dakwah...
  • Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إنَّ رُوحَ القُدُسِ نفثَ في رُوعِي ، أنَّ نفسًا لَن...

Kirim Pertanyaan