Merasa Sangat Kehilangan

2 menit baca
Merasa Sangat Kehilangan
Merasa Sangat Kehilangan

Dalam kehidupan umat Islam, peran seorang ulama memiliki andil besar yang tak terbantahkan. Mereka bukan hanya menjadi sumber ilmu pengetahuan agama Islam untuk memberikan solusi kepada umat, tetapi juga penjaga dan pewaris warisan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan

فَقْد العالم لَيس فقدًا لشخصِيته فحسب، ولكنه فَقْد لجزء من ترَاث النبوة جزء كبِير بحَسب ما قَام به هذا العالم المفقُود من التحقِيق، فواللّٰه إن فقد العالم النافِع لا يُعوَّض عنه مال

“Kehilangan seorang alim (yang berilmu) tidaklah semata-mata kehilangan kepribadiannya saja. Akan tetapi juga kehilangan sebagian warisan nabi bahkan bagian warisan yang besar sesuai dengan sumbang sih yang diberikan oleh orang alim tersebut.

Demi Allah sesungguhnya hilangnya orang alim yang memberikan manfaat tidaklah bisa tergantikan oleh harta.” [Ad-Dhiya’ al-Laami’ 1/23]

Kehilangan seorang alim adalah kehilangan lebih dari sekadar seorang muslim. Karena kematian seorang alim berarti kehilangan sebagian dari warisan nabi, karena para ulama merupakan pewaris ilmu dan penjaga kebenaran agama. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya langsung dari manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga ketika Dia tidak meninggalkan seorang alim (di muka bumi) maka manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, maka mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. [HR. Tirmidzi lihat Shahih Tirmidzi 2625]

Karena keberadaannya yang tak tergantikan, beliau menyatakan bahwa hilangnya seorang alim yang memberikan manfaat tidaklah dapat digantikan dengan harta. Artinya, kehilangan seorang alim adalah kerugian besar bagi umat Islam, karena mereka adalah penjaga agama, sumber ilmu dan pencerahan bagi banyak orang.

Kehadiran seorang alim akan memberikan stabilitas dan arah yang benar bagi kaum muslimin. Mereka tidak hanya memberikan fatwa dan nasihat, tetapi juga menjadi contoh nyata tentang bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Dengan kehilangan mereka, umat Islam kehilangan salah satu sumber bimbingan dan panduan yang dapat membimbing mereka dalam menghadapi fitnah baik syubhat maupun syahwat.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menghargai dan memelihara keberadaan para ulama. Sungguh jasa mereka tidak akan tergantikan di tengah umat ini. Allahu a’lam

Abu Abdillah Dendi

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Lainnya

  • Abu Darda’ radhiyallahuanhu berkata, Sesungguhnya orang-orang yang lisannya senantiasa basah dengan dzikir kepada ALLAH, akan masuk surga salah seorang...
  • Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah mengatakan, “من نعمة الله وتيسيره: أن العمل الواحد يقوم مقام أعمال، فإذا دخل...
  • Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلا يَوْمَيْنِ...
  • Dalam konteks keagamaan, pertanyaan tentang apakah boleh atau tidak berpuasa karena pekerjaan berat menjadi perhatian penting. Syaikh Abdul Aziz...
  • Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, الإستقامة ملازمة الطريق بفعل الواجبات و ترك المنهيات “Istiqomah adalah konsisten dalam menelusuri jalan (yang...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, ﻟﻴﺲ للإﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺤﻀﺮ اﻷﻣﺎﻛﻦ اﻟﺘﻲ ﻳﺸﻬﺪ ﻓﻴﻬﺎ اﻟﻤﻨﻜﺮاﺕ ﻭﻻ ﻳﻤﻜﻨﻪ اﻷﻧﻜﺎﺭ ﺇﻻ...

Kirim Pertanyaan