Jangan Sia-Siakan Kalbu Dan Waktumu

3 menit baca
Jangan Sia-Siakan Kalbu Dan Waktumu
Jangan Sia-Siakan Kalbu Dan Waktumu

Dalam kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tantangan, sering kali kita melupakan hal-hal yang paling penting dalam hidup ini, yaitu kalbu dan waktu. Ibnul Jauzi rahimahullah menekankan pentingnya menjaga dua hal ini. Dalam Hifdzul Umr 59 beliau berkata,

ينبغي للإنسان أن يعلم أن أعزّ الأشياء شيئان قلبه ووقته فإذا أهمل وقته وضيّع قلبه ذهبت منه الفوائد

“Semestinya setiap orang mengetahui bahwa perkara yang paling penting ada dua yaitu, kalbunya dan waktunya. Apabila dia mengabaikan waktunya dan menyia-nyiakan kalbunya, akan hilang darinya berbagai manfaat.”

Pernyataan Ibnul Jauzi rahimahullah mengandung pesan yang sangat mendalam tentang bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan waktu dan menjaga kalbunya. Dua hal ini menjadi kunci dalam menjalani kehidupan yang produktif dan berpahala.

Kalbu atau yang sering diterjemahkan dengan hati dalam konteks Islam bukan hanya sekadar organ fisik, melainkan pusat dari perasaan, akal, iman, dan spiritualitas seseorang. Kalbu yang terjaga dengan baik akan dipenuhi dengan keimanan, kebijaksanaan, dan ketenangan.

Sebaliknya, kalbu yang tidak terjaga akan dipenuhi dengan penyakit kalbu seperti iri hati, dengki, kebencian, sombong atau ketidakpedulian terhadap kebaikan. Kalbu yang kotor akan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah Ta’ala adan menjadikannya mudah terpengaruh oleh godaan dunia.

Menjaga kalbu berarti merawatnya melalui ibadah, zikir, membaca Al-Qur’an dan perbuatan baik. Ibnul Jauzi rahimahullah mengingatkan bahwa jika seseorang menyia-nyiakan kalbunya, dia akan kehilangan kesempatan untuk meraih kebaikan dalam hidupnya.

Kalbu yang bersih adalah sumber kekuatan yang akan memandu seseorang dalam berbuat kebaikan dan menjalani kehidupan sehari-hari. Karena kalbu anggota tubuh yang paling mulia. Dia adalah raja dan anggota tubuh yang lain adalah bala tentaranya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً، إذا صَلَحَتْ، صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وإذا فَسَدَتْ، فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، ألا وهي القَلْبُ

“Ketahuilah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika dia baik, maka baik pula seluruh jasadnya. Namun jika buruk, maka buruk pula seluruh jasadnya. Segumpal daging itu adalah kalbu.” HR. Muslim

Waktu adalah salah satu nikmat yang paling besar namun sering kali terabaikan. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali. Inilah sebabnya mengapa Ibnul Jauzi rahimahullah menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik. Banyak dari kita yang terjebak dalam rutinitas yang tidak produktif, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak membawa manfaat bagi dunia maupun akhirat bahkan untuk bermaksiat kepada Allah Ta’ala.

Sepert firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surat(Al-Asr 103:1-3), manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang menggunakan waktunya untuk beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran. Pemanfaatan waktu yang baik akan membawa kita lebih dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, membantu mencapai tujuan hidup, serta memberikan manfaat bagi orang lain.

Ibnul Jauzi rahimahullah mengajarkan bahwa kalbu dan waktu saling berkaitan erat. Hati yang terjaga dengan baik akan mendorong seseorang untuk memanfaatkan waktunya dengan bijak. Sebaliknya, waktu yang dihabiskan untuk hal-hal yang tidak berguna dapat merusak kondisi kalbu.

Ketika kalbu dipenuhi dengan keburukan, waktu pun akan terbuang sia-sia karena orang tersebut tidak memiliki dorongan untuk memperbaiki dirinya atau berbuat kebaikan. Mereka yang mampu menjaga kedua hal ini akan memperoleh banyak manfaat, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Pesan ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kesuksesan dan keberkahan hidup tidak datang dari hal-hal duniawi semata, melainkan dari bagaimana kita menjaga kalbu kita dan mengatur waktu dengan bijak. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya Al-Jawab al-Kafi (112) tentang pentingnya mengendalikan lidah. Beliau menyatakan, أَيْسَرُ حركات الجوارح...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan pemahaman yang mendalam mengenai penentu pahala ibadah. Dalam karyanya “Minhajus Sunnah 6/139” beliau...
  • Al-Hafidz Ibnu Hibban rahimahullah menyatakan, فسُبحَانَ من رفعَ من شاءَ بالعلم اليَسِير حتى صَارَ عَلَمًا يُقتدَى به ، ووَضَعَ...
  • Dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, يا رسول الله من أبرّ ‘Wahai Rasulullah siapakah orang...
  • Al-Hasan al-Bashri rahimahullah menyatakan, إِنَّ اللَّهَ لَيُمَتِّعُ بِالنِّعْمَةِ مَا شَاءَ فَإِذَا لَمْ يُشْكَرْ قَلَبَهَا عَلَيْهِمْ عَذَابًا “Sesungguhnya Allah Ta’ala...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menegaskan, فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده...

Kirim Pertanyaan