Meneladani Kesetiaan Ummu Darda’

2 menit baca
Meneladani Kesetiaan Ummu Darda’
Meneladani Kesetiaan Ummu Darda’

Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah-kisah inspiratif tentang kesetiaan dan cinta dalam pernikahan. Salah satu kisah yang patut diteladani adalah kisah kesetiaan Ummu Darda’ ash-Shughra radhiyallahu ‘anha terhadap suaminya Abu Darda’. Kisah ini mengajarkan tentang nilai-nilai cinta, kesetiaan, dan komitmen yang kuat dalam hubungan pernikahan.

Ummu Darda’ ash-Shughra adalah seorang wanita shalehah yang hidup pada zaman Rasulullah ﷺ. Dalam suatu kesempatan, ia mengungkapkan kepada suaminya Abu Darda’ pernyataan yang menggugah hati,

“إنك خطبتني إلى أبوي في الدنيا فأنكحوني, وإني أخطبك إلى نفسك في الآخرة!”

“Sesungguhnya engkau telah meminangku kepada kedua orangtuaku di dunia, maka merekapun menikahkan aku denganmu. Dan sesungguhnya aku akan meminangkan diriku kepada dirimu di akhirat kelak.” Maka Abu Darda’ berkata

فلا تنكحي بعدى!

‘Kalau begitu, engkau jangan menikah lagi sepeninggalku.’

Pernyataan ini mencerminkan ketulusan dan komitmen Ummu Darda’ terhadap suaminya. Ia mengungkapkan niatnya untuk tetap bersama Abu Darda’ tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Ungkapan ini menggambarkan kedalaman cinta dan kepercayaan yang dimiliki oleh Ummu Darda’ terhadap suaminya.

Namun, ketika Abu Darda’ wafat, Ummu Darda’ tidak hanya berbicara tentang kesetiaan, tetapi juga membuktikannya dengan tindakan. Ia tetap setia pada janjinya untuk tidak menikah lagi setelah kepergian suaminya. Bahkan, ia menolak lamaran dari Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu, meskipun posisi dan kekayaan Khalifah tersebut.

Kisah Ummu Darda’ mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai hubungan pernikahan dan menjaga kesetiaan di dalamnya. Ia menjelaskan bahwa cinta dan komitmen yang kuat merupakan salah satu pondasi utama dalam sebuah pernikahan yang bahagia dan berkelanjutan. Kesetiaan Ummu Darda’ kepada suaminya bukan hanya sebatas perkataan, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata yang menginspirasi banyak orang.

[Sumber: Al-Ishobah fii Tamyiz ash-Shahabah 8/74]

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan bahwa Iblis menolak untuk sujud kepada Nabi Adam alaihis salam karena enggan tunduk...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “لَو صلّىٰ العَـــــبدُ على النَبِيُّ ﷺ بِعَدَد أنفاسهِ لم يكن موفّيًا لِحقِّهِ.” “Kalau seandainya...
  • Gempa bumi adalah fenomena alam yang seringkali mengejutkan dan menimbulkan kerusakan yang besar. Dalam sejarah manusia, gempa bumi telah...
  • Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu anhu berkata, لَا تَضُرُّكَ الْفِتْنَةُ مَا عَرَفْتَ دِينَكَ إِنَّمَا الْفِتْنَةُ إِذَا اشْتَبَهَ عَلَيْكَ الْحَقُّ و...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, لا ينال معاني القرآن ويفهمه كما ينبغي إلا القلوب الطاهرة، والقلوب النجسة ممنوعة من...
  • ‘Auf al-A’rabi rahimahullah menyatakan, “من أخلاق المنافق يحب الحمد ويكـره الذم.” “Di antara akhlak orang munafik adalah menyukai pujian...

Kirim Pertanyaan