Meninggal Ketika Mencari Ilmu |
Dalam perjalanan panjang menuju cahaya ilmu, terdapat kisah-kisah yang menginspirasi jiwa dan hati. Salah satu kisah inspiratif adalah kisah Yahya bin Yahya al-Laitsi. Dia adalah seorang pencari ilmu agama yang gigih, dan dalam biografinya terukir sebuah faedah yang indah.
Yahya bin Yahya al-Laitsi rahimahullah menyatakan
“Seseorang yang meninggal ketika sedang mencari ilmu agama, maka tidak (perbedaan) antara dia dengan para nabi di surga kecuali satu derajat.” [Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik 1/201]
Kata-kata ini membuka pintu pemahaman tentang keagungan pencarian ilmu. Meninggal dalam pencarian ilmu adalah salah satu tanda keistimewaan dan kedekatan dengan para nabi yang mendapat tempat di surga. Ini mengisyaratkan bahwa mempelajari ilmu agama adalah salah satu perjalanan paling mulia yang dapat ditempuh seseorang dalam hidupnya.
Dalam pencarian ilmu, seseorang tidak hanya mengejar pengetahuan, tetapi juga sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Setiap lembaran ilmu yang dipelajari adalah langkah menuju pemahaman yang lebih dalam tentang agama.
Kisah Yahya bin Yahya al-Laitsi mengingatkan kita akan pentingnya terus berusaha dalam mencari ilmu agama, meskipun kadang-kadang perjalanan ini penuh dengan tantangan dan rintangan. Setiap langkah yang diambil dalam pencarian ilmu adalah langkah menuju kebenaran, cahaya, dan kedekatan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.