Menyebarkan Ilmu Adalah Jihad

2 menit baca
Menyebarkan Ilmu Adalah Jihad
Menyebarkan Ilmu Adalah Jihad

Menyebarkan ilmu agama bukan hanya sekadar tugas biasa, melainkan sebuah jihad dalam menyebarkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dengan tegas menyatakan,

إن في نشرك للعلم نشرا لدين الله عز وجل، فتكون من المجاهدين في سبيل الله؛ لأنك تفتح القلوب بالعلم كما يفتح المجاهد البلاد بالسلاح والإيمان.

“Sesungguhnya upayamu untuk menyebarkan ilmu agama adalah perjuangan untuk menyebarkan agama Allah. Sehingga engkau termasuk mujahid di jalan Allah.
Karena engkau berusaha membuka kalbu manusia dengan ilmu agama sebagaimana seorang mujahid menaklukkan negeri dengan senjata dan iman.”

Sehingga upaya menyebarkan ilmu agama memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam, sebagaimana seorang mujahid yang berperang dengan harta dan nyawanya melawan musuh Allah Azza wa Jalla.

Dalam pandangan beliau, setiap individu yang berupaya membuka pintu hati manusia dengan ilmu agama adalah bagian dari mujahidin di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seiring dengan mujahid yang mengibarkan bendera Islam dalam perang fisik, ilmu agama adalah senjata spiritual yang membuka pintu keimanan seseorang menuju pemahaman Islam yang sebenarnya, yaitu Al Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman para shahabat radhiyallahu anhum.

Jadi, menyebarkan ilmu bukan hanya sebagai upaya edukasi, melainkan sebagai sebuah ibadah dan jihad yang menghidupkan agama dan menerangi kegelapan hati manusia. Dalam setiap langkah menyebarkan ilmu akan terhitung sebagai amal saleh yang berpahala dan kita juga ikut serta dalam perjuangan untuk memperluas pemahaman keimanan, keislaman dan membawa manusia menuju cahaya petunjuk Allah Azza wa Jalla. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menyatakan, “ليكُن جَليسك مَن يُزَهِّدُكَ في الدنيا، وَيُرَغِّبُكَ فِي الآخرة وإيّاكَ ومُجالسة أهل الدُّنيا.” “Hendaknya teman...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “وَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ مَرَاتِبَ الْهِمَمِ، فَانْظُرْ إِلَى هِمَّةِ رَبِيعَةَ بْنِ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيِّ رَضِيَ اللَّهُ...
  • Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, قال أهل العلم :‎صوم ‎شعبان مثل السنن الرواتب بالنسبة للصلوات المكتوبة، ويكون كأنه تقدمة...
  • Al-Hasan al-Bashri rahimahullah menyatakan, لأن أَقضِي حاجةَ أخٍ لي مُسلِم أَحَبُّ إليَّ مِن اعتِكاف سَنَة. “Aku menunaikan kebutuhan saudaraku...
  • Imam an-Nawawi rahimahullah menegaskan, “ويَنْبَغِي أنْ لا يَمْنَعَهُ ارْتِفاعُ مَنصِبِهِ وشُهْرَتِهِ مِن اسْتِفادَةِ ما لا يَعْرِفُهُ، فَقَدْ كانَ كَثِيرُونَ...
  • Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mencari kebahagiaan. Namun, dalam perspektif Islam, kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam pencapaian pribadi...

Kirim Pertanyaan