Mukmin Yang Sejati Selamat Dari Kedengkian

2 menit baca
Mukmin Yang Sejati Selamat Dari Kedengkian
Mukmin Yang Sejati Selamat Dari Kedengkian

Dalam Jaami’ul Ulum Wal Hikam (1/330), Ibnu Rojab rahimahullah menyampaikan pemahaman yang mendalam tentang sifat sejati seorang mukmin. Beliau mengatakan

المؤمن يسرّه ما يسرّ أخاه المؤمن ويريد لأخيه المؤمن ما يريده لنفسه من الخير ، وهذا كله إنما يأتي من كمال سلامةِ الصدر من الغلِّ والغشِّ والحسدِ

“Akan membuat bahagia seorang mukmin sesuatu yang membahagiakan saudaranya seiman dan menginginkan kebaikan untuk saudaranya seiman apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri. Keinginan seperti ini muncul karena sempurnanya keselamatan hatinya dari kedengkian, penipuan dan hasad.”

yang dimaksudkan dari ucapan beliau diatas adalah bagi mukmin yang sejati, kebahagiaan bukanlah hanya saat mendapatkan kebaikan untuk dirinya sendiri, tetapi juga saat saudara seiman merasakan kebahagiaan yang sama. Lebih dari itu, ia juga menginginkan kebaikan untuk saudara seiman sebagaimana ia menginginkannya untuk dirinya sendiri.

Konsep ini menggambarkan suatu tingkatan kesempurnaan iman, di mana kalbu seseorang terbebas dari kedengkian, iri dan hasad. Hasad merupakan salah satu penyakit hati yang dapat merusak hubungan antar sesama mukmin.
Hasad adalah merasa tidak suka dengan nikmat yang dimiliki oleh orang lain dan berangan-angan agar nikmat terbesar hilang.

Sebaliknya, keselamatan dari hasad membawa kepada sikap yang penuh kasih sayang, kerelaan untuk berbagi kebahagiaan, dan keinginan untuk melihat kesuksesan dan kebaikan pada diri orang lain.

Dalam Islam, kebaikan terhadap sesama, terutama sesama mukmin, merupakan salah satu amalan yang sangat dijunjung tinggi. Tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk membantu dan membahagiakan orang lain dapat menjadi amal yang besar di sisi Allah.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda

مِنْ أفضلِ العملِ إدخالُ السرورِ على المؤمنِ تَقْضِي عنه دينًا، تَقْضي له حاجةً، تُنَفِّسُ له كربةً

“Di antara amalan yang paling utama adalah memberikan kebahagiaan pada diri seorang mukmin, engkau membayarkan hutangnya, memenuhi kebutuhan (hidupnya), dan menghilangkan kesusahannya.”

Hadis ini disahihkan oleh Syaikh al-AlBani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no : 5897

Keselamatan dari hasad juga membuka pintu bagi kebaikan dalam kehidupan seseorang, karena ia mampu bersukacita dengan kesuksesan dan kebahagiaan orang lain tanpa merasa benci atau cemburu. Allahu a’lam

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

  • Pertanyaan seputar status syahid bagi seseorang yang meninggal karena kecelakaan sering kali memunculkan keraguan di kalangan umat Islam. Namun,...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, ومن جعل عبادته لغير الله لم يكن موحدا “Barang siapa yang mempersembahkan...
  • Bulan suci Ramadhan telah tiba lagi. Bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang di...
  • Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafidzahullah mengatakan, وَالرَّسُول -عَلَيه الصَّلَاة وَالسَّلام- كَان يَخطب وَمَن أَمَامَه لَيسَ فِيهم أَيّ مُبتَدع...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “الكسالى أكثر الناس همًا وغمًا وحزنًا، ليس لهم فرحٌ ولا سرور؛ بخلاف أرباب النشاط...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, لا ينال معاني القرآن ويفهمه كما ينبغي إلا القلوب الطاهرة، والقلوب النجسة ممنوعة من...

Kirim Pertanyaan