Musyrikpun Mengetahui Keutamaan Abu Bakr dan Umar

2 menit baca
Musyrikpun Mengetahui Keutamaan Abu Bakr dan Umar
Musyrikpun Mengetahui Keutamaan Abu Bakr dan Umar

Salah satu pertempuran penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 625 M. Dengan segala hikmah-Nya yang sempurna Allah Ta’ala menghendaki kaum Muslimin mengalami kekalahan dari kaum musyrikin Quraisy Mekah. Salah satu peristiwa yang terjadi setelah kekalahan adalah apa yang dialami Abu Sufyan, yang pada saat itu ia masih musyrik.

Setelah pertempuran, Abu Sufyan berusaha mendekati medan perang dan mulai mencari tahu tentang keadaan para pemimpin kaum muslimin. Ia bertanya, “Apakah di antara mereka ada Muhammad, Ibnu Abi Kuhafah (Abu Bakr), dan Ibnul Khattab (Umar)?” Pertanyaan ini menunjukkan pengakuannya terhadap keutamaan tiga manusia terbaik ini.

Imam Al-Kasymiri rahimahullah memberikan pandangannya tentang kejadian ini. Beliau mengatakan, “Di dalam kisah ini ada dalil bahwa orang-orang kafir juga mengetahui keutamaan mereka (bertiga) dengan urutan seperti itu” (Fathul Qadir 5/35). Ini menunjukkan bahwa bahkan musuh-musuh Islam pada masa itu mengakui penting kedudukan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakr, dan Umar di tengah kaum muslimin.

Pengetahuan Abu Sufyan tentang para pemimpin Muslim ini juga mencerminkan bagaimana kepemimpinan mereka telah dikenal luas, bahkan oleh musuh-musuh Islam saat itu. Keutamaan yang diakui oleh kaum musyrikin ini menegaskan posisi penting mereka dalam penyebaran dan pembelaan Islam.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang pengakuan keutamaan kepemimpinan Nabi dan kedua sahabatnya tersebut yang diakui oleh kawan maupun lawan. Pemahaman tentang hal ini tidak hanya penting dalam konteks sejarah, tetapi juga konsep aqidah yang harus diyakini oleh setiap muslim. Yaitu bahwa Abu Bakr dan Umar adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Maka hendaknya kita mencintai dan memuliakan mereka serta mendoakan kebaikan untuk mereka. Ini sekaligus tamparan bagi kaum Syi’ah Rafidhah yang sangat membenci kedua sahabat yang mulia ini. Mereka sangat membenci kedua sahabat ini bahkan mengkafirkan keduanya. Maka dalam hal ini, mereka lebih buruk kondisinya daripada orang-orang musyrikin Quraisy.

Sebagai kesimpulan, peristiwa ini menegaskan bahwa keutamaan sejati Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan kedua shahabatnya. Abu Sufyan, seorang musyrik pada saat itu, mengenali keutamaan Nabi Muhammad, Abu Bakr, dan Umar, yang menunjukkan pengaruh dan kedudukan mereka di mata musuh sekalipun. Allahu A’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

Kirim Pertanyaan