Rahasiakan Kebaikanmu! |
Keutamaan dalam beribadah terletak pada keikhlasan kalbu. Seseorang yang melakukan kebaikan dengan niat hanya untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain, memiliki posisi istimewa di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tamim ad-Dari radhiyallahu anhu menyebutkan bahwa melakukan satu rakaat shalat di malam hari secara sembunyi-sembunyi lebih baik daripada menceritakan seluruh ibadah malam kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa kualitas ibadah lebih diutamakan daripada kuantitas yang disertai riya (keinginan mendapatkan sanjungan manusia dari ibadah yang dilakukan).
Tamim ad-Dari radiyallahu anhu menegaskan,
“Demi Allah, sungguh aku mengerjakan shalat satu rakaat di tengah malam dengan sembunyi-sembunyi lebih aku sukai daripada aku melakukan shalat semalam suntuk lalu aku menceritakannya kepada manusia.” Az-Zuhd karya Imam Ahmad 163
Dalam pernyataan di atas, Tamim ad-Dari radhiyallahu anhu mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga kerahasiaan dalam berbuat kebaikan. Mengamalkan ibadah secara ikhlas tanpa diketahui orang lain adalah bentuk ketulusan hati yang sangat mulia dalam Islam.
Riya dapat merusak nilai pahala amal saleh seseorang. Allah Ta’ala hanya menerima amal yang dikerjakan dengan niatan yang ikhlas. Karena ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya amal saleh. Allah Ta’ala berfirman,
“Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya.” (QS. Al-Bayinah : 5)
Oleh karena itu sedekah yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi lebih utama daripada melakukannya secara terang-terangan. Allah Ta’ala berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 271)
Karenanya, menjaga amal agar tetap rahasia adalah salah satu cara untuk melatih diri agar senantiasa ikhlas. Amalan yang dilakukan secara diam-diam lebih dekat kepada keikhlasan. Menceritakan amal kebaikan kepada orang lain berpotensi memunculkan sifat riya, yaitu keinginan dipuji oleh manusia. Dan bisa menimbulkan ujub, yaitu merasa bangga dengan diri sendiri.
Kedua hal ini sangat berbahaya bagi seorang hamba. Itulah sebabnya mengapa Islam sangat menekankan untuk menjaga rahasia kebaikan yang kita lakukan. Tentunya ini berlaku untuk amalan-amalan Sunnah yang bisa dirahasiakan sebagaimana contoh di atas seperti shalat malam, sedekah dan yang lainnya.
Amalan yang disembunyikan dan hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, inilah yang akan menjadi amalan yang paling dekat kepada keikhlasan. Menjaga kerahasiaan dalam berbuat kebaikan adalah bagian dari melatih keikhlasan.
Sebagaimana Tamim ad-Dari radhiyallahu anhu lebih memilih untuk beribadah di tengah malam secara sembunyi-sembunyi daripada menceritakan ibadahnya kepada orang lain, kita pun harus belajar untuk lebih memprioritaskan kualitas ibadah dengan menjaga keikhlasan ibadah. Dengan demikian, insyaallah kebaikan yang kita lakukan akan murni untuk Allah Ta’ala semata, dan pahala akan lebih besar di sisi-Nya. Allahu a’lam