Sempurnakan Ibadahmu Wahai Pemuda!

3 menit baca
Sempurnakan Ibadahmu Wahai Pemuda!
Sempurnakan Ibadahmu Wahai Pemuda!

Pernikahan adalah salah satu sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sangat dianjurkan dalam Islam. Menikah tidak hanya untuk melestarikan keturunan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyempurnakan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana Thowus bin Kaisan rahimahullah tegaskan,

لَا يَتِمُّ نُسُكُ الشَّابِّ حَتَّى يَتَزَوَّجَ

“Tidak akan sempurna ibadah seorang pemuda sampai dia menikah.” Mushonnaf Ibni Abi Syaibah 3/453

Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya pernikahan dalam menyempurnakan ibadah, khususnya bagi seorang pemuda. Pernikahan menjadi jalan untuk menjaga kehormatan diri, menundukkan pandangan, serta menghindari dari berbagai godaan syahwat yang dapat merusak ibadah.

Islam memandang pernikahan sebagai salah satu benteng terkuat untuk menjaga moral dan kehormatan diri. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang sudah mampu menikah, maka menikahlah. Karena dengan menikah, ia lebih mampu menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” HR. Bukhari dan Muslim

Hadits ini menguatkan pandangan bahwa pernikahan adalah solusi utama bagi seorang pemuda untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat. Kehidupan modern saat ini penuh dengan berbagai godaan dan tantangan yang dapat mengancam ketakwaan seorang muslim, terutama para pemuda. Media sosial, pergaulan bebas, dan eksposur terhadap hal-hal yang tidak pantas menjadikan pernikahan sebagai sarana yang sangat penting untuk menjaga diri.

Dalam pandangan Islam, pernikahan bukan hanya interaksi suami istri, tetapi juga merupakan ibadah yang bernilai pahala. Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda bahwa hubungan suami istri dalam pernikahan juga bernilai sedekah,

وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً

“Pada kemaluan salah seorang di antara kalian terdapat sedekah.” HR. Muslim

Hal ini mengindikasikan bahwa pernikahan adalah bentuk ibadah yang sangat luas. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui pernikahan, seorang pemuda dapat belajar tentang tanggung jawab, kesabaran, dan keikhlasan, yang semuanya merupakan elemen penting dalam ibadah kepada Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda,

تزوج العبد فقد استكمل نصف دينه, فليتق الله في النصف الباقي

“Barang siapa menikah, maka dia telah menyempurnakan separuh agamanya. Maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang lainnya.” HR. Al-Baihaqi dan dihasankan oleh Syaikh Albani rahimahullah

Salah satu tujuan utama pernikahan dalam Islam adalah untuk melahirkan generasi yang bertakwa. Seorang pemuda yang menikah diharapkan dapat membina keluarga yang Islami, mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai Islam dan iman, dan menjadi teladan dalam masyarakat. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)

Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan adalah salah satu cara Allah ﷻ untuk menciptakan ketenangan, kebahagiaan, dan ketenteraman dalam kehidupan manusia. Sebagai seorang pemuda, menikah adalah salah satu langkah penting dalam menyempurnakan ibadah.

Pernikahan tidak hanya membantu menjaga diri dari dosa dan maksiat, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah, membangun rumah tangga yang sakinah, dan melahirkan generasi yang bertakwa. Oleh karena itu, sebagaimana Thowus bin Kaisan rahimahullah tegaskan, ibadah seorang pemuda tidak akan sempurna sampai dia menikah.

Semoga para pemuda Muslim dapat memanfaatkan momentum pernikahan untuk terus memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, dan meraih kesempurnaan ibadah yang diridhai-Nya. Aamiin.

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Bulan Ramadhan, saat di mana jiwa-jiwa umat Islam berupaya mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh kesungguhan...
  • Cinta kedudukan atau ambisi terhadap jabatan dan status di masyarakat sering kali menjadi godaan yang lebih sulit dihindari dibandingkan...
  • Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, الذِّكرُ أفضلُ من الدعاء ؛ لأن الذِّكر ثناءٌ على ﷲ عزّ وجل بجميلِ أوصافه وآلائه...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻤﻨﺘﺴﺒﻴﻦ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﻠﻢ ﻳﺒﺘﻠﻰ ﺑﺎﻟﻜﺒﺮ، ﻛﻤﺎ ﻳﺒﺘﻠﻰ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ...
  • Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan, وكل بلاد تضيع فيها الشريعة ولا تُقام فيها حدود الله يكثر فيها...
  • Umar bin Abdul Aziz rahimahullah menegaskan, إن الله تعالى لا يُعذّبُ العامة بذنب الخاصّة ولكن إذا عُمِل المُنكرُ جهارًا،...

Kirim Pertanyaan