Tercelanya Meminta-minta |
Meminta-minta adalah salah satu perbuatan yang sangat dikecam dalam Islam, terutama jika tujuannya untuk memperkaya diri atau mengumpulkan harta secara berlebihan. Perbuatan ini tidak hanya mencerminkan kehinaan pelakunya dan ketergantungannya kepada manusia, tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa tawakalnya kepada Allah Ta’ala dan usaha untuk berusaha mandiri.
Badrudin al-Aini rahimahullah menyatakan,
Meminta-minta kepada manusia untuk memperbanyak harta (memperkaya diri), maka dia tercela. [Umdatul Qari 9/56]
Pernyataan ini menegaskan bahwa meminta-minta tanpa keperluan mendesak dan hanya untuk menumpuk kekayaan adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan akhlak seorang muslim. Seorang muslim yang baik akan menjaga kehormatan dirinya dengan tidak meminta-minta kepada manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barang siapa meminta-minta kepada manusia dengan tujuan memperbanyak harta, maka sesungguhnya ia hanya meminta bara api. Maka silakan ia memperbanyak atau memperkecil (bara api tersebut). [HR. Muslim, no. 1041]
Hadis ini memperingatkan bahwa meminta-minta dengan niat duniawi adalah dosa besar yang dapat menyeret pelakunya kepada siksa neraka. Hadis di atas menunjukkan bahwa perbuatan itu adalah dosa besar. Karena ada ancaman hukuman bagi pelakunya di akhirat. Namun sangat disayangkan masih banyak orang yang bermudah-mudahan dalam meminta-minta kepada orang lain bahkan menjadikannya sebagai profesi sehari-hari padahal tidak ada kebutuhan darurat untuk melakukannya.
Meskipun hukum asal meminta-minta dilarang, namun Islam memberikan keringanan bagi orang yang benar-benar dalam keadaan darurat, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya,
Meminta-minta tidaklah diperbolehkan kecuali untuk tiga golongan: orang yang sangat miskin, orang yang memiliki hutang yang berat, atau orang yang terkena musibah hingga hartanya habis.
[HR. Abu Dawud, Tirmidzi]
Sebaliknya, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, menjaga kehormatan diri, dan bertawakal kepada Allah Ta’ala. Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Seseorang yang memikul kayu bakar di atas punggungnya lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi ataupun tidak. [HR. Bukhari dan Muslim]
Hadis ini mengajarkan bahwa bekerja keras, meskipun pekerjaan tersebut sederhana atau rendah di mata manusia, jauh lebih mulia daripada mengemis dan meminta-minta serta menggantungkan diri kepada orang lain.
Semoga kita diberi taufik untuk menjadi orang-orang yang menjaga kehormatan diri dengan mencari rezeki yang halal. Aamiin.