Hukum Menulis Dengan Tangan Kiri

2 menit baca
Hukum Menulis Dengan Tangan Kiri
Hukum Menulis Dengan Tangan Kiri

Di dalam Islam, penggunaan tangan kiri identik dengan hal-hal yang kurang baik atau tidak dianjurkan, terutama dalam hal melakukan makan atau minum.

Karena memang ada hadis dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang melarang untuk makan atau minum
dengan tangan kiri. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إذا أكل أحدُكم فليأكُلْ بيمينِه فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِه ويشربُ بشمالِه

“Jika salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” HR. Bukhari

Namun ketika berbicara tentang ketidakmampuan atau keterbatasan seseorang, Islam memberikan kelonggaran. Al-‘Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi seseorang untuk menggunakan tangan kiri dalam aktivitas sehari-hari, termasuk menyembelih kurban dan menulis ayat Al-Qur’an, jika tangan kanan tidak dapat melakukannya dengan baik.

Al-‘Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

يجوز للإنسان أن يستعمل يده اليسرى للذبح وكتابة القرآن وغيره إذا كان لا يحسن ذلك باليمنى

“Boleh seseorang menggunakan tangan kiri untuk menyembelih kurban, menulis ayat Al-Qur’an atau selainnya, jika dia tidak bisa melakukannya dengan baik menggunakan tangan kanan.”

Ini berdasarkan firman Allah Tabaraka wa Ta’ala,

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidaklah membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya.'” Fatawa Nur ala ad-Darb 307

Dasar dari kelonggaran ini adalah ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Allah Ta’ala tidak membebani seseorang melampaui batas kemampuannya. Prinsip ini menunjukkan betapa Islam adalah agama yang penuh dengan kemudahan dan kasih sayang, tidak memaksakan seseorang melakukan sesuatu di luar batas kemampuannya.

Bagi mereka yang secara alami lebih dominan menggunakan tangan kiri atau memiliki keterbatasan dengan tangan kanan, tidak ada dosa atau kesalahan dalam menggunakan tangan kiri untuk keperluan yang memerlukan ketepatan dan kemampuan, seperti menulis atau menyembelih. Yang terpenting adalah niat dan usaha untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal sesuai kemampuan masing-masing.

Meskipun seandainya bisa berupaya dan membiasakan dengan diri dengan tangan kanan tentunya lebih utama. Karena memang tangan kanan hendaknya digunakan untuk hal-hal yang baik. Seperti dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aisya radhiyallahu anha menuturkan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam suka memulai dengan kanan ketika mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan dalam semua urusannya yang penting.” HR. Bukhari dan Muslim

Kesimpulannya, di dalam ajaran agama Islam menggunakan tangan kiri untuk keperluan tertentu diperbolehkan jika memang kesulitan memakai tangan kanan. Ini sejalan dengan prinsip kemudahan dan tidak memberatkan yang diajarkan oleh agama. Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menjalankan segala aktivitas demi meraih keridhoan Allah Ta’ala. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Waktu luang adalah saat-saat yang sangat berharga dalam hidup kita. Saat-saat ketika kita tidak memiliki tugas atau pekerjaan yang...
  • Setiap pernikahan dihadapkan pada tantangan dan dinamika yang berbeda. Namun, dalam perjalanan hidup ini, terkadang kita terjebak dalam perilaku...
  • Ja’far ath-Thohawi rahimahullah menyatakan, فالعلمُ غنًى بلا مال وعزٌّ بلا عشيرة وسلطانٌ بلا رجال. “Ilmu agama adalah kekayaan tanpa...
  • Dalam kehidupan ini, manusia memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Namun, bagi seorang Muslim, tujuan hidup yang utama adalah untuk...
  • Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata, Apabila engkau mendapati saudaramu memiliki potensi untuk berdebat dan bertengkar, sementara kebenaran teramat jelas...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menuturkan, “ياليت شعري متى يوما من الأيام فكر الإنسان، ماذا عملت؟ وكم بقي...

Kirim Pertanyaan