Hukum Menulis Dengan Tangan Kiri |
Di dalam Islam, penggunaan tangan kiri identik dengan hal-hal yang kurang baik atau tidak dianjurkan, terutama dalam hal melakukan makan atau minum.
Karena memang ada hadis dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang melarang untuk makan atau minum
dengan tangan kiri. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” HR. Bukhari
Namun ketika berbicara tentang ketidakmampuan atau keterbatasan seseorang, Islam memberikan kelonggaran. Al-‘Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi seseorang untuk menggunakan tangan kiri dalam aktivitas sehari-hari, termasuk menyembelih kurban dan menulis ayat Al-Qur’an, jika tangan kanan tidak dapat melakukannya dengan baik.
Al-‘Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
“Boleh seseorang menggunakan tangan kiri untuk menyembelih kurban, menulis ayat Al-Qur’an atau selainnya, jika dia tidak bisa melakukannya dengan baik menggunakan tangan kanan.”
Ini berdasarkan firman Allah Tabaraka wa Ta’ala,
“Allah tidaklah membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya.'” Fatawa Nur ala ad-Darb 307
Dasar dari kelonggaran ini adalah ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Allah Ta’ala tidak membebani seseorang melampaui batas kemampuannya. Prinsip ini menunjukkan betapa Islam adalah agama yang penuh dengan kemudahan dan kasih sayang, tidak memaksakan seseorang melakukan sesuatu di luar batas kemampuannya.
Bagi mereka yang secara alami lebih dominan menggunakan tangan kiri atau memiliki keterbatasan dengan tangan kanan, tidak ada dosa atau kesalahan dalam menggunakan tangan kiri untuk keperluan yang memerlukan ketepatan dan kemampuan, seperti menulis atau menyembelih. Yang terpenting adalah niat dan usaha untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal sesuai kemampuan masing-masing.
Meskipun seandainya bisa berupaya dan membiasakan dengan diri dengan tangan kanan tentunya lebih utama. Karena memang tangan kanan hendaknya digunakan untuk hal-hal yang baik. Seperti dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aisya radhiyallahu anha menuturkan,
“Dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam suka memulai dengan kanan ketika mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan dalam semua urusannya yang penting.” HR. Bukhari dan Muslim
Kesimpulannya, di dalam ajaran agama Islam menggunakan tangan kiri untuk keperluan tertentu diperbolehkan jika memang kesulitan memakai tangan kanan. Ini sejalan dengan prinsip kemudahan dan tidak memberatkan yang diajarkan oleh agama. Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menjalankan segala aktivitas demi meraih keridhoan Allah Ta’ala. Allahu a’lam