Hijab Adalah Ibadah |
Hijab bukanlah sekadar sebuah tradisi atau adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Ini adalah pandangan yang ditegaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, seorang ulama terkemuka. Dalam pandangannya, hijab adalah lebih dari sekadar kain penutup kepala itu adalah ibadah yang mendalam dan ketaatan kepada Allah.
Pandangan ini bertentangan dengan pemahaman yang keliru bahwa hijab hanya merupakan bagian dari budaya atau kebiasaan tertentu. Syaikh Al Utsaimin mengklarifikasi bahwa hijab memiliki dimensi keagamaan yang kuat, dan mengenakannya merupakan bentuk penghormatan kepada perintah langsung dari Allah dan ajaran Rasul-Nya.
Beliau menjelaskan,
“Klaim bahwa hijab adalah adat dan tradisi merupakan sebuah kesalahan. Bahkan hijab adalah ibadah, bagian dari agama dan bentuk pendekatan diri kepada Allah azza wa jalla. Bukan termasuk adat dan tradisi, namun hijab merupakan bagian dari perintah Allah dan Rasul-Nya. Sehingga mengenakan hijab adalah ibadah kepada Allah azza wa jalla.” [Al Liqaa Asy Syahri 17]
Jelaslah bahwa mengenakan hijab merupakan tindakan ibadah yang mengandung makna lebih dalam. Saat seorang wanita memilih untuk memakai hijab, ia melakukannya bukan hanya karena mode atau tuntutan sosial, tetapi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Dalam perbuatan yang sederhana ini, terkandung rasa tunduk dan cinta kepada Sang Pencipta.
Pesan penting yang diungkapkan oleh Syaikh Al Utsaimin adalah bahwa kita tidak boleh menganggap ringan hijab sebagai suatu adat atau norma sosial belaka. Sungguh ini adalah persepsi yang keliru.
Hijab adalah tindakan yang memiliki makna agung dalam Islam. Oleh karenanya dalam Al-Qur’an ada yang disebut dengan ayat Hijab. Karena syariat hijab turun dari Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, ketika seseorang mengenakannya dengan keyakinan dan kesadaran akan artinya, itu menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Kita yakin bahwa dibalik syariat hijab ini terdapat sekian banyak hikmah dan manfaat. Allahu a’lam