Mencintai Orang Miskin Karena Allah

2 menit baca
Mencintai Orang Miskin Karena Allah
Mencintai Orang Miskin Karena Allah

Dalam ajaran Islam, kasih sayang dan cinta antara sesama manusia merupakan hal yang sangat dianjurkan. Namun, ada sebuah dimensi khusus dari cinta yang telah ditekankan oleh para ulama, yaitu cinta kepada orang miskin karena Allah Ta’ala. Konsep ini diuraikan dengan penuh kebijaksanaan oleh Ibnu Rajab al-Hanbali, seorang ulama terkemuka pada zamannya.

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menjelaskan dalam salah satu karya monumentalnya, “Majmu Rasail”, bahwa cinta kepada orang miskin memiliki dimensi yang lebih dalam daripada sekadar simpati sosial atau kepedulian manusiawi biasa. Ia menyatakan,

حب المساكين أصل الحب في الله تعالى ،لأن المساكين ليس عندهم من الدنيا ما يوجب محبتهم لأجله ، فلا يحبون إلا لله عز وجل

“Mencintai orang-orang miskin adalah pangkal cinta karena Allah Ta’ala. Karena orang-orang miskin tidak mempunyai harta dunia yang mengharuskan mereka dicintai karena harta dunia tersebut. Sehingga tidaklah mereka dicintai melainkan karena Allah azza wa jalla.”  [majmu Rasail 4/54]

Beliau menjelaskan bahwa orang-orang miskin tidak memiliki harta dunia yang dapat menjadi alasan bagi orang lain untuk mencintai mereka. Ini berarti cinta yang diberikan kepada mereka murni didasarkan pada rasa kasih sayang yang tulus, tanpa campur tangan faktor dunia. Oleh karena itu, cinta ini murni ditujukan hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah azza wa jalla.

Melalui konsep ini, Ibnu Rajab al-Hanbali mengingatkan kita tentang pentingnya cinta yang tulus dan tulus ikhlas. Cinta semacam ini tidak terkait dengan harta, kedudukan, atau pengaruh sosial. Sebaliknya, cinta semacam ini bersumber dari niat yang tulus untuk memperoleh keridhaan Allah semata.

Inilah salah satu bentuk cinta karena Allah yang merupakan cinta bernilai ibadah dan berpahala. Bantu dan tolonglah orang miskin dengan sedekah sesuai dengan kemampuan, niscaya anda akan meraih keridhaan Allah Ta’ala. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

Kirim Pertanyaan