Di Antara Keindahan Persaudaraan Seiman: Mengenal Hak Saudara Seiman

2 menit baca
Di Antara Keindahan Persaudaraan Seiman: Mengenal Hak Saudara Seiman
Di Antara Keindahan Persaudaraan Seiman: Mengenal Hak Saudara Seiman

Persaudaraan seiman merupakan hal yang sangat dihargai di dalam agama Islam. Hubungan yang terjalin di antara mereka merupakan hubungan kekeluargaan yang lebih penting daripada hubungan darah.

Hal ini ditunjukkan oleh kata-kata Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam dalam haditsnya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu seperti satu bangunan, sebagaimana satu bagian saling menguatkan bagian lainnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, dalam kenyataannya, seringkali kita menemukan bahwa hubungan persaudaraan seiman tidak selalu berjalan dengan baik. Terkadang, ada perbedaan pendapat atau kesalahpahaman yang membuat hubungan tersebut renggang.

Lantas, bagaimana seharusnya sikap yang harus kita ambil ketika terjadi perselisihan di antara kita dan saudara seiman?

Yazid bin Abi Habib al-Mishri rahimahullah, seorang ulama terkemuka pada masanya, pernah menyampaikan sebuah pepatah yang sangat indah dan penuh makna tentang persaudaraan seiman. Beliau berkata,

لا أدع أخا لي يغضب علي مرتين بل أنظر ما يكره فأدعه

“Aku tidak pernah membiarkan saudaraku marah kepadaku dua kali. Bahkan aku akan memperhatikan apa yang dia benci dan aku akan meninggalkannya.” [Tadzkirah al-Huffadz 1/98]

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa hak saudara seiman sangat penting dan perlu dijaga. Kita tidak boleh meremehkan atau mengabaikan perasaan saudara seiman.

Sebaliknya, kita harus memperhatikan hal-hal yang dia benci atau tidak suka, dan berusaha untuk meninggalkannya. Hal ini akan memperkuat hubungan kita dengan saudara seiman dan memperlihatkan rasa kasih sayang yang tulus kepada mereka.

Dalam agama Islam, persaudaraan seiman bukan hanya sekedar hubungan yang berdasarkan sebutan atau pengakuan semata. Melainkan, persaudaraan seiman merupakan hubungan yang erat, saling memperhatikan, membantu, dan menjaga satu sama lain dalam kebaikan.

Sehingga, perlu adanya upaya untuk mempererat tali persaudaraan tersebut, menjaga hubungan agar tidak terputus atau renggang karena perbedaan pendapat atau kesalahan.

Oleh karena itu, marilah kita menjaga hak saudara seiman dengan sebaik-baiknya. Kita perlu memahami bahwa persaudaraan seiman tidak hanya sekedar perkataan atau janji, melainkan harus dilandasi dengan tindakan nyata dan sikap yang positif.

Kita harus saling menghormati, saling memperhatikan, saling membantu, dan saling mendoakan satu sama lain. Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu menjaga persaudaraan seiman dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah berkata, التوحيد هو أعظم ما أمر الله به، أعظم من الصلاة وأعظم من الزكاة و...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “الصحيح أن جميع ما ورد فضل ليلة النصف من شعبان ضعيف لا...
  • Ka’ab radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya hanyalah bumi itu akan bergoncang apabila dilakukan berbagai kemaksiatan di atasnya.” ✍ Sumber Al Jawabul...
  • Pesan utama dari ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah adalah bahwa kebaikan agama memiliki dampak positif yang luas, tidak...
  • Syaikh Muhammad bin Saleh al-Utsaimin rahimahullah mengingatkan kita akan pentingnya perdamaian dalam hubungan sosial. Dalam syarahnya terhadap hadis Riyadhis...
  • Dalam upaya untuk menelusuri jalan hidup para Nabi dan Rasul, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya mengutamakan tauhid dalam dakwah...

Kirim Pertanyaan