Berhias Yang Berpahala

2 menit baca
Berhias Yang Berpahala
Berhias Yang Berpahala

Berhias bukan hanya sekadar mempercantik diri, tetapi juga bisa menjadi ibadah yang berpahala jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan tuntunan syariat agama. Dalam Islam, memperbagus penampilan saat beribadah kepada Allah Ta’ala adalah suatu hal yang sangat dianjurkan dan dicintai oleh-Nya. Jangankan menghadap Allah Ta’ala dalam ibadah, ketika belajar agama di hadapan orang berilmu saja kita dianjurkan untuk memperbagus penampilan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan penjelasan penting mengenai hal ini, beliau mengatakan,

ﻓﺘﺤﺴﻴﻦ اﻟﻨﻌﻞ ﻭاﻟﺜﻮﺏ ﻟﻌﺒﺎﺩﺓ اﻟﻠﻪ ﻫﻮ ﻣﻦ اﻟﺘﺠﻤﻞ اﻟﺬﻱ ﻳﺤﺒﻪ اﻟﻠﻪ ، ﻭﻟﻮ ﺗﺰﻳﻦ ﺑﻪ ﻟﻤﻌﺼﻴﺔ ﻟﻢ ﻳﺤﺐ ﺫﻟﻚ

Memperbagus sandal dan pakaian untuk beribadah kepada Allah Ta’ala adalah termasuk memperbagus penampilan yang Allah Ta’ala cintai. Seandainya melakukan hal itu untuk kemaksiatan, maka Allah Ta’ala tidak akan mencintainya. [Minhaj as-Sunnah 4/315]

Penjelasan ini menegaskan bahwa berhias untuk tujuan ibadah merupakan perbuatan yang dicintai oleh Allah Ta’ala. Memperbagus diri dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti mengenakan sandal atau pakaian terbaik saat salat adalah bagian dari upaya memperindah penampilan yang Allah cintai. Karena Allah Ta’ala mencintai keindahan sebagaimana disebutkan dalam hadis

إنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمالَ

Sesungguhnya Allah Maha Indah menyukai keindahan. [HR. Muslim]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga mengingatkan bahwa berhias yang dilakukan untuk tujuan kemaksiatan tidak dicintai oleh Allah Ta’ala. Sebagai contoh, jika seseorang mempercantik diri untuk keluar rumah dan menarik perhatian lawan jenis dalam rangka melakukan perbuatan yang dilarang oleh syariat, maka berhias tersebut tidak akan mendapatkan pahala, bahkan bisa mendatangkan dosa. Namun sebaliknya jika istri berhias dan mempercantik diri di rumah untuk suaminya, maka itu akan menjadi amal kebaikan yang berpahala.

Hal ini mengajarkan kita untuk selalu introspeksi dan memastikan bahwa setiap tindakan kita, termasuk berhias, dilakukan dalam rangka kebaikan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, marilah kita selalu memperbaiki niat dalam setiap perbuatan kita, termasuk dalam hal berhias atau perkara mubah yang lainnya.
Iringilah aktivitas yang sifat mubah dengan niatan yang baik, sehingga dapat bernilai ibadah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Agar setiap tindakan kita menjadi ibadah yang berpahala di sisi Allah Ta’ala. Allahu A’lam

Abu Abdillah Dendi

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Lainnya

  • Ketika kita membahas tentang cinta dan kasih sayang dalam hubungan pernikahan, seringkali terdengar nasihat yang bijak dari para ulama....
  • Asy-Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan hafidzahullah mengatakan, “Ilmu ini tidak bisa kamu beli dengan harga, tidak pula dihadiahkan orang lain...
  • Al-Bara’ bin Azib radhiyallahu’anhu berkisah, “أَنَّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا رَكَعَ رَكَعُوا وَإِذَا...
  • Al-‘Allamah al-Mu’alimiy rahimahullah menyatakan, كان العرب يحبون الشرف ويرون أن الكذب من أفحش العيوب المسقطة للرجل . “Sejak dahulu...
  • Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan : “Maka sesungguhnya dosa-dosa kemaksiatan tidaklah menempati suatu rumah kecuali pasti akan menghancurkannya....
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “جمع الناس للطعام في العيدين، وأيام التشريق سنة وهو من شعائر الإسلام التي...

Kirim Pertanyaan