Di Antara Kebodohan Terbesar: Mengagungkan Manusia Sementara Hati Kosong dari Pengagungan Allah

2 menit baca
Di Antara Kebodohan Terbesar: Mengagungkan Manusia Sementara Hati Kosong dari Pengagungan Allah
Di Antara Kebodohan Terbesar: Mengagungkan Manusia Sementara Hati Kosong dari Pengagungan Allah

Pernahkah kita merasa puas ketika mendapat penghormatan dari orang lain, seperti dipuji atau dianggap penting dalam suatu kelompok? Kebutuhan manusia untuk diperhatikan dan diakui keberadaannya memang sudah melekat dalam diri manusia itu sendiri.

Namun, dalam karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullah , ditegaskan bahwa kebutuhan tersebut seharusnya tidak mengalahkan pengagungan terhadap Allah. Menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah,

ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ اﻟﻈﻠﻢ ﻭاﻟﺠﻬﻞ ﺃﻥ ﺗﻄﻠﺐ اﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻭاﻟﺘﻮﻗﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﻭﻗﻠﺒﻚ ﺧﺎﻝ ﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ اﻟﻠﻪ

“Kezaliman terbesar yang bisa dilakukan manusia adalah ketika mereka mencari pengagungan dan penghormatan dari manusia, tetapi hatinya kosong dari pengagungan terhadap Allah Ta’ala.” (Al-Fawaid 187)

Pemikiran tersebut sejalan dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan pentingnya mengagungkan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, mengutamakan pengagungan dari manusia bisa memicu perilaku yang tidak baik, seperti merendahkan orang lain untuk memperlihatkan kelebihan diri, atau bahkan melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penghormatan tersebut.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman, seharusnya kita mampu mengendalikan kebutuhan tersebut dengan mengutamakan pengagungan terhadap Allah.

Mengagungkan Allah dapat dilakukan dengan cara menjalankan segala perintah-Nya, menghindari segala larangan-Nya, dan senantiasa berada dalam ketaatan terhadap-Nya.

Dalam konteks ini, manusia yang senantiasa mengagungkan Allah akan lebih memahami bahwa segala sesuatu yang dimilikinya hanyalah titipan dari Allah, sehingga tidak ada alasan untuk merendahkan atau memperlihatkan kelebihan diri terhadap orang lain.

Secara keseluruhan, pemikiran Imam Ibnul Qayyim rahimahullah tentang kezaliman terbesar dalam kebodohan ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengagungkan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup, sehingga kebutuhan akan pengagungan dan penghormatan dari manusia tidak menjadi alasan untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman, seharusnya kita selalu mengingat pesan ini dan senantiasa memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mengagungkan Allah.

Abu Abdillah Dendi

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Lainnya

  • Asy Syaikh al ‘Allamah Naashir as Sa’di rahimahullah, “Seorang mukmin yang berakal tidak akan memilih sesuatu yang lebih rendah...
  • “Berkata sebagian orang bijak:” “Sungguh aku heran dengan orang yang sedih karena berkurang hartanya namun dia tidak bersedih karena...
  • Syaikh Abdullah al-Bassam rahimahullah menuturkan, ومن يكن الله معه فمعه الفئة التي لا تغلب والحارس الذي لا ينام والهادي...
  • Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, فإن العلم طعام القَلب وشرابه ودواؤُه، وحياته موقوفةٌ على ذلك، فإذا فَقَد القلب العلم فهو...
  • Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, نعم. لا يجوز هذا، الواجب أن يبدأ بالسلام، السلام عليكم ما هو...
  • Menjadi penghuni surga adalah dambaan setiap hamba. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, Rasulullah ﷺ menjelaskan...

Kirim Pertanyaan