Hukum Menulis Nama Di Batu Nisan

2 menit baca
Hukum Menulis Nama Di Batu Nisan
Hukum Menulis Nama Di Batu Nisan

Dalam ajaran Islam, penghormatan terhadap jenazah tidak hanya dilakukan semasa hidup, tetapi juga saat ia telah wafat dan dikuburkan. Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah hukum menuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat di batu nisan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam Fatawa Nur ‘ala ad-Darb no. 209,

صب الإسمنت على القبر وكتابة الاسم عليه وتاريخ الوفاة والولادة، وربما يكتب عليه ما جرى لهذا الميت من أعمال في حياته وغير ذلك، وهذا كله داخل فيما نهى عنه الرسول صلى الله عليه وسلم

“Menuang semen di atas liang lahat dan menuliskan nama, tanggal meninggal, dan lahir di atasnya, dan mungkin menuliskan perbuatan yang dilakukan mendiang semasa hidupnya dan hal-hal lainnya. Semua itu termasuk apa yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut tergolong dalam perkara yang dilarang oleh Nabi Muhammad ﷺ, karena termasuk dalam bentuk penghormatan berlebih terhadap kuburan yang dapat menyerupai perbuatan orang-orang sebelum Islam, yang akhirnya menjadikan kuburan sebagai sarana pengagungan dan bahkan penyembahan.

Larangan ini bersumber dari hadis-hadis Nabi ﷺ yang melarang pembangunan di atas kubur, duduk di atasnya, menulis di atasnya, atau menjadikannya sebagai tempat ibadah (HR. Muslim no. 970, Abu Dawud no. 3226, dan lainnya). Larangan tersebut bertujuan untuk menjaga kemurnian tauhid dan menjauhkan umat dari perbuatan yang dapat mengarah kepada kesyirikan.

Ini semua dalam rangka menjaga kemurnian ajaran Islam dan menjauhkan dari segala bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan kaum yang menyimpang dan bid’ah atau kesyirikan.

Menulis nama dan informasi lain di batu nisan termasuk dalam perkara yang dilarang oleh Nabi ﷺ. Lihatlah bagaimana makam para shahabat di kuburan Baqi’. Tidak ada satupun nama merek yang tertulis di batu bisa mereka. Demikianlah Islam sebagai agama yang sempurna menjaga umatnya dari segala bentuk perbuatan dosa dan kemaksiatan. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • KEMISKINAN YANG HAKIKI ADALAH KEMISKINAN JIWA Berkata Al Imam Ibn Baz rahimahullah: Barang siapa yang hatinya tidak merasa cukup...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “وَقَد ضَمِنَ اللَّـه سُبحَانَهُ لِكُلِّ مَن عَمِلَ صَالِحًا أن يُحيِّيهِ حَيَاةً طَيبَة ، وهُوَ...
  • Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, قال أهل العلم :‎صوم ‎شعبان مثل السنن الرواتب بالنسبة للصلوات المكتوبة، ويكون كأنه تقدمة...
  • Menurut pandangan ulama terkemuka, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, ada aspek penting dalam memberikan salam dan cara kita...
  • Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, اليتيم: الذي مات أبوه وهو صغير قبل أن يبلغ، فإذا بلغ الحلم...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “والله تعالى لا يُضيع أجر ذكر اللسان المجرد، بل يُثيب الذاكر؛وإن كان قلبُه غافلا...

Kirim Pertanyaan