Jangan Putus Asa Dengan Kenakalan Anakmu

2 menit baca
Jangan Putus Asa Dengan Kenakalan Anakmu
Jangan Putus Asa Dengan Kenakalan Anakmu

Dalam kehidupan keluarga, tidak semua orang tua dikaruniai anak yang langsung tumbuh dengan karakter dan akhlak yang baik. Terkadang, anak menunjukkan perilaku menyimpang atau kenakalan yang membuat orang tua merasa kecewa, sedih, bahkan putus asa. Namun, dalam pandangan Islam, keputusasaan bukanlah pilihan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan,

ينبغي للإنسان إذا وهب الله له ولدا غير صالح أن يحرص على إصلاحه، وأن يلح على الله تعالى بالدعاء في أن يصلحه، وأن لا ييأس من رَوح الله، فكثيرا ما يصلح الولد بعد أن كان فاسدا

“Jika seseorang diberi oleh Allah anak yang tidak saleh, tetap semangat untuk memperbaiki keadaannya dan memohon dengan sangat kepada Allah Ta’ala dengan doa agar Dia memperbaikinya. Dan jangan berputus asa dari Rahmat Allah. Betapa banyak seorang anak menjadi saleh setelah sebelumnya rusak (moralnya).” (Syarh Bulughil Maram, 10/289)

Pernyataan ini mengandung pesan mendalam: bahwa kenakalan anak bukanlah akhir dari segalanya. Masih terbuka pintu perubahan selama orang tua berdoa dan berusaha. Usaha memperbaiki anak harus dilakukan secara syar’i dan konsisten, disertai dengan doa yang tulus. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)

Ayat ini menegaskan bahwa harapan terhadap perbaikan dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala harus selalu dijaga. Anak yang hari ini nakal bisa jadi esok hari menjadi pribadi yang saleh dan bermanfaat, sebagaimana kisah sebagian ulama dalam sejarah Islam yang masa lalunya penuh kesalahan, namun akhirnya menjadi orang-orang mulia karena hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adakalanya anak menjadi nakal karena sedang mencari perhatian, arahan, atau sedang mengalami kebingungan dalam proses tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, peran orang tua bukan hanya mendidik secara lahiriah, namun juga berusaha memahami perasaan anak.

Dalam pendekatan tarbiyah Islamiyah, penting untuk menggabungkan nasihat, keteladanan, dan doa. Orang tua juga dituntut untuk memperbaiki diri, karena anak sering kali meniru sikap dan akhlak orang tuanya.

Putus asa terhadap kenakalan anak adalah sikap yang bertentangan dengan nilai Islam. Sebaliknya, Islam menganjurkan harapan, usaha terus-menerus, dan doa yang sungguh-sungguh. Ingatlah, hidayah adalah milik Allah Ta’ala dan perubahan selalu mungkin terjadi. Maka, jangan pernah berhenti berharap dan berdoa. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy rahimahullah berkata, هنالك يعض الظالم على يديه إذا رأى أعماله باطلة، وميزانه قد...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan, الـنّفس إنْ لـمْ تشغـلهـا بـالـحق شغلـتك بالـباطل، وهـو الـقلـب إنْ لـمْ تسكـنه محـبّة الله...
  • Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah mengatakan, ” أخطر ما على الأمة الآن الدعاة الجهّال الذين لا يعرفون العلم ويدعون الـــــناس...
  • Al ‘Allaamah an Najmi rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya seorang hamba adakalanya tertimpa musibah dan bencana pun datang silih berganti menimpanya,...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, من علامات النفاق قِلَّة ذِكر الله، والكسلُ عند القيام إلىٰ الصلاة، ونقرُ الصلاة، وقَلَّ...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “ليس من المشروع ولا من الأدب أيضا أن تسأل صاحبك الذي قدم...

Kirim Pertanyaan