Kedustaan yang Dilakukan Demi Membuat Orang Lain Tertawa

2 menit baca
Kedustaan yang Dilakukan Demi Membuat Orang Lain Tertawa
Kedustaan yang Dilakukan Demi Membuat Orang Lain Tertawa

Kedustaan adalah perbuatan yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam Syarah Riyadhis Shalihin bahwa salah satu jenis kedustaan yang sangat berbahaya adalah ketika seseorang memunculkan ucapan dusta yang dia tahu itu adalah kebohongan, namun dilakukan semata-mata untuk membuat orang lain tertawa.

ومن أعظم الكذب: ما يفعله بعض الناس اليوم، يأتي بالمَقَالة كذباً يعلم أنها كذب، لكن من أجل أن يضحك الناس، وقد جاء في الحديث الوعيد على هذا

“Di antara kedustaan terbesar adalah apa yang dilakukan sebagian orang hari ini. Seseorang memunculkan ucapan dusta yang dia mengetahui bahwa itu adalah kedustaan. Namun karena ingin membuat orang-orang tertawa (dia pun melakukannya). Padahal telah datang hadits yang mengancam perbuatan ini.” [Syarah Riyadhis Shalihin 1/297]

Sebagai manusia, tentu kita ingin membuat orang lain tertawa dan senang di dekat kita. Namun, melakukan kedustaan demi menghibur orang lain adalah sebuah pengkhianatan terhadap kebenaran dan nilai-nilai yang dianut dalam Islam. Kita seharusnya menghibur orang dengan cara-cara yang halal dan tidak melanggar aturan agama, bukan dengan memanipulasi kebenaran.

Perbuatan seperti ini jelas-jelas diancam dalam hadits yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam orang-orang yang melakukan kedustaan untuk tujuan menghibur orang lain dengan kecelakaan.

عن معاوية بن حيدة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «ويل للذي يحدث فيكذب؛ ليضحك به القوم، ويل له، ثم ويل له»

Dari Mu’awiyah bin Ḥaidah -raḍiyallāhu ‘anhu- secara marfū’, “Celakalah orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” HR. Tirmiżi (Hasan)

Sebagai umat muslim, kita harus selalu berusaha untuk selalu jujur dan menghindari kedustaan. Kita juga harus mengajarkan nilai-nilai Islam kepada orang lain dan membantu mereka untuk memahami bahwa hiburan yang baik adalah hiburan yang tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mari kita berusaha untuk tetap jujur dan tidak mengorbankan kebenaran demi sebuah hiburan yang sesaat. Kita harus selalu mengingat bahwa ketika kita mengorbankan kebenaran, maka kita akan kehilangan kepercayaan dan integritas kita sebagai seorang muslim.

Abu Nabil Al-Hasan

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Lainnya

Kirim Pertanyaan