Ketika Al-Qur’an Hanya Sebagai Pajangan

3 menit baca
Ketika Al-Qur’an Hanya Sebagai Pajangan
Ketika Al-Qur’an Hanya Sebagai Pajangan

Perkembangan zaman yang semakin modern dan digitalisasi informasi membuat manusia tersibukkan dengan urusan duniawi, hingga Al-Qur’an pun terabaikan. Banyak orang kini memiliki mushaf Al-Qur’an di rumahnya, bahkan dalam bentuk mushaf yang indah dan mahal.

Namun, yang menjadi persoalan adalah bagaimana sikap mereka terhadap Al-Qur’an sebagai pedoman hidup setiap hamba. Sebuah peringatan datang dari ulama terdahulu, Dhohak bin Muzahim rahimahullah, yang mengatakan,

يــأتـي علـى النَّـاس زمـان يعلقـون المصحـف حتى يعشـش فيـه العنكبــوت لايُنتفـــع بمـا فيــه

“Akan datang suatu zaman di mana manusia akan menggantungkan mushaf, sampai-sampai laba-laba membuat sarang pada mushaf tersebut dan tidak dimanfaatkan lagi apa yang ada di dalamnya” Jami’ Bayanil Ilmi 2/1023

Pernyataan ini mencerminkan fenomena yang kita saksikan saat ini, dimana banyak dari kita menjadikan Al-Qur’an hanya sebagai pajangan tanpa dihayati isinya. Mushaf Al-Qur’an yang indah menghiasi rak-rak buku atau dinding rumah, namun jarang dibaca, dipelajari, atau apalagi diamalkan sebagai pedoman hidup. Padahal, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi umat manusia, berisi petunjuk, ilmu agama, hikmah, hukum, dan tuntunan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk hidup bagi umat manusia. Ia bukan hanya sekadar kitab bacaan yang dibaca saat waktu-waktu tertentu, namun harus menjadi pedoman dalam semua aspek kehidupan, mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak dan etika. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 2)

Ketika Al-Qur’an dibiarkan hanya sebagai pajangan, kita kehilangan kesempatan untuk memetik pahala dan pelajaran berharga dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang seharusnya membimbing kita dalam menghadapi berbagai persoalan hidup ini. Pengabaian ini bukan hanya soal meninggalkan bacaan, tapi juga meninggalkan tuntunan dan petunjuk yang Allah Ta’ala telah berikan melalui Al-Qur’an.

Mengabaikan Al-Qur’an bisa membawa dampak buruk yang sangat besar bagi kehidupan individu muslim maupun masyarakat secara umum. Ketika petunjuk yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an tidak lagi dipraktekkan, maka kita akan melihat banyak masalah moral, sosial, dan spiritual muncul di tengah-tengah masyarakat. Kurangnya pemahaman yang benar dan pengamalannya terhadap Al-Qur’an dapat menyebabkan krisis identitas di kalangan umat Islam sendiri, dimana mereka hidup tanpa prinsip yang baik lagi kokoh.

Sebaliknya, mereka yang senantiasa membaca, merenungkan, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an akan merasakan manfaat yang luar biasa dalam hidup mereka. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” HR. Bukhari

Hal ini menekankan pentingnya untuk selalu mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain agar ajarannya terus hidup dalam masyarakat. Pernyataan Dhohak bin Muzahim rahimahullah menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ada ancaman nyata ketika Al-Qur’an hanya dijadikan pajangan.

Kita harus kembali kepada Al-Qur’an, tidak hanya sebagai kitab yang dihormati dan dimuliakan, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang haris kita baca, pelajari, renungi, dan amalkan. Semoga Allah Ta’ala memberi kita kekuatan untuk menghidupkan kembali ajaran-ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan kita sehari-hari. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, Pertanyaan: ‘Apa hukumnya menelan makanan yang naik bersama dengan sendawa. Apabila menelan makanan...
  • Ketergantungan adalah fitrah manusia. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah kepada siapa sebaiknya kita menggantungkan harapan dan ketergantungan kita? Dalam...
  • Imam asy-Syaukani rahimahullah menyatakan, “في السُّكوت راحة، مِن تحمُّلِ كربِ مخاطبة السُّفهاء.” “Di dalam diam itu ada ketenangan dari...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan, ‏”والعالم يعرف الجاهل؛ لأنه كان جاهلا، والجاهل لا يعرف العالم؛ لأنه لم يكن...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, “كلام النمام يوقد القلوب، ويضرم النار فيها، كما يفعل الحطب في النار.” “Ucapan...
  • Fitnah adalah ujian yang sering kali muncul dalam kehidupan umat manusia. Dalam sebuah penjelasan yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad...

Kirim Pertanyaan