Mari Instropeksi Diri Di Akhir Ramadhan Ini

2 menit baca
Mari Instropeksi Diri Di Akhir Ramadhan Ini
Mari Instropeksi Diri Di Akhir Ramadhan Ini

Bulan Ramadhan, saat di mana jiwa-jiwa umat Islam berupaya mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh kesungguhan dan pengabdian, telah hampir mencapai ujungnya. Sebagai penutup dari serangkaian bulan yang penuh berkah ini, mari kita melakukan refleksi mendalam bersama-sama, seperti yang diajarkan oleh Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah.

Dalam sebuah nasihat yang mendalam, beliau menyatakan

نوازن حالتنا قبل دخول هذا الشهر وحالتنا الحاضرة هل صلحت أعمالنا؟ وهل تحسنت أخلاقنا

“Kita bandingkan kondisi kita sebelum masuk bulan Ramadhan ini dengan kondisi kita sekarang. Apakah amalan-amalan kita semakin baik? Apakah akhlak-akhlak kita semakin bagus?”

[Al-Khuthab al-Mimbariyah fil Munasabah al-Ashriyah 1/309]

pesan beliau diatas bertujuan untuk membandingkan kondisi keimanan kita sebelum memasuki bulan Ramadhan dengan kondisi kita saat ini. Pertanyaannya sederhana namun mendalam: Apakah amalan-amalan kita menjadi semakin baik? Apakah akhlak kita telah mengalami peningkatan yang baik?

Ramadhan bukanlah sekadar bulan untuk menahan lapar dan haus. Ia adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah bagi kita untuk memperbaiki hubungan kita dengan-Nya dan dengan sesama manusia. Di dalamnya terkandung berbagai pelajaran berharga tentang kesabaran dan keikhlasan.
Harus senantiasa diingat bahwa tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadhan adalah setiap muslim menjadi hamba yang bertakwa sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah: 183]

Ketika kita melihat kembali perjalanan kita sepanjang bulan ini, marilah kita renungkan setiap langkah yang telah kita ambil dalam upaya meraih keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita boleh jadi telah berpuasa dengan baik, menjalankan ibadah-ibadah sunnah, dan bersedekah dengan ikhlas. Namun, apakah kita juga telah mampu mengendalikan emosi, menahan diri dari perbuatan yang tidak baik, dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan?

Melalui introspeksi diri yang tulus, kita dapat mengenali kelemahan-kelemahan kita dan memperbaikinya. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Hatim al-Ashom rahimahullah menyatakan, “لا تخافن الفقر فإن الله خوفك بالنار ولم يخوفك بالفقر.” “Janganlah engkau takut kepada kemiskinan....
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan, وإن العبدَ لَيَشتد فرحهُ يوم َالقيامة؛بما له قِبل الناس عندهم مِن الحقوق في المال...
  • Seseorang pernah berkata kepada Imam Ahmad rahimahullah, “Berilah aku wasiat.’ Beliau pun mengatakan, أَعِزَّ أمر الله حيثما كنت يُعُزِّك...
  • ”Ibnul Mubarak rahimahullah berkata”, “Aku berkata kepada Sufyan At-tsauri rahimahullah. Betapa jauhnya abu Hanifah dari dosa ghibah, aku tidak...
  • Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menegaskan pentingnya menghormati sahabat-sahabat orang tua. Beliau menjelaskan bahwa menghormati sahabat-sahabat orang tua...
  • Ibnul Jauzi rahimahullah menasehatkan, ﻭﻣﻦ ﺃﺭاﺩ ﻗﻴﺎﻡ اﻟﻠﻴﻞ ﻓﻼ ﻳﻜﺜﺮ ﻣﻦ اﻷﻛﻞ ﻭاﻟﺸﺮﺏ ﻭﻻ ﻳﺘﻌﺐ ﺃﻋﻀﺎءﻩ ﻓﻲ اﻟﻨﻬﺎﺭ ﺑﺎﻟﻜﺪ...

Kirim Pertanyaan