Menangis Karena Allah |
Tangisan karena Allah mencerminkan hubungan yang kuat antara hamba dan Penciptanya. Bukanlah tangisan lemah yang timbul dari kesedihan duniawi semata, melainkan tangisan yang tulus dan ikhlas, yang muncul dari rasa takut, cinta, dan harap kepada Allah semata. Ketika seseorang menangis karena dosa-dosanya dan kesadaran akan kelemahannya, itu menandakan bahwa hatinya hidup dan peka terhadap akhirat.
Dalam Majmu’ul Fataawa, Ibnu Taimiyah menyatakan,
“Sesungguhnya tangisan orang yang menangis karena Allah seperti seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, maka ini termasuk ibadah yang paling utama.” [Majmu’ul Fataawa 23/144]
Tangisan ini bukanlah tanda keputusasaan, melainkan ekspresi kesadaran akan dosa dan keinginan tulus untuk bertaubat.
Tangisan ini adalah bentuk kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan diri, serta sebuah panggilan untuk memperbaiki diri menuju kesempurnaan iman.
Tangisan karena Allah adalah bentuk ibadah yang tinggi dan berarti bagi setiap Muslim. Ia mencerminkan kesadaran akan kebesaran Allah dan ketidaksempurnaan diri kita sebagai hamba. Dengan menangis karena Allah, kita berusaha menyucikan hati dan memperbanyak ibadah dengan ikhlas karena-Nya. Allahu a’lam