Miripkah Kondisi Kita Dengan Ayat Ini |
Dalam kesehariannya manusia mencari cermin untuk melihat dan memahami kondisi fisiknya. Namun mereka seringkali melupakan untuk melihat bagaimana kondisi dalam jiwanya. Padahal kondisi kalbu lebih penting untuk diutamakan. Sehingga perlu seorang hamba untuk melihat dan menghayati Al Qur’an sebagai cermin bagi dirinya untuk mengetahui bagaimana kondisi keimanannya dan menilai kadar dirinya.
Dalam QS. At-Taubah ayat 102, Allah ‘Azza wa Jalla menyampaikan pesan yang mendalam tentang pengakuan dosa dan harapan akan ampunan-Nya.
Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah pernah menyebutkan kesesuaian dirinya dengan ayat ini. Dia menyatakan bahwa dirinya paling mirip dengan orang yang disebutkan dalam ayat tersebut. Beliau mengatakan,
{وَآخَرُونَ اعْتَرَفُوا بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ}.
“Aku mencocokkan diriku ini dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an, maka aku menjumpai kondisi diriku ini paling mirip dengan apa yang disebutkan dalam ayat ini,
“Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan amalan yang baik dengan amalan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka.” QS. At-Taubah :102 [Az-Zuhd liahmad 1307]
Ayat ini memberikan gambaran tentang keadaan seseorang yang mengakui dosa-dosanya namun masih berharap atas ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berbagai amal saleh yang dilakukannya. Mereka menyadari perbuatan buruk yang telah mereka lakukan, namun juga masih memiliki keinginan untuk berbuat baik dan bertaubat kepada-Nya. Maka orang seperti ini telah menghimpun khouf (rasa takut) dan roja’ (rasa harap) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagi kita, ayat ini menjadi cermin untuk merenungkan diri sendiri. Adakah di antara kita ada yang merasakan kesesuaian dengan kondisi yang disebutkan dalam ayat ini? Apakah kita juga telah mengakui dosa-dosa kita dan berusaha untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meskipun terkadang amalan baik kita tercampur dengan perbuatan buruk?
Maka kita diajak untuk melakukan introspeksi diri, mengenali kelemahan dan kesalahan yang pernah kita lakukan lalu berusaha untuk memperbaikinya namun tetap memiliki harapan akan ampunan dan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak ada manusia yang sempurna, namun setiap dosa dapat diampuni bahkan dosa kesyirikan sekali pun jika kita sungguh-sungguh bertaubat dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Sebagai muslim, mari kita terus mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan taubat yang tulus dan amalan yang baik. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa menerima taubat kita dan mengampuni dosa-dosa kita serta menjadikan kita sebagai hamba yang lebih baik dari hari ke hari. Dan jangan pernah berputus asa meskipun sering terjatuh dalam kesalahan karena memang itulah karakter dasar manusia. Pintu taubat itu akan senantiasa terbuka selamat hayat masih dikandung badan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda
“Sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya seorang hamba selama nyawa belum sampai ke kerongkongannya.” HR. Tirmidzi