Mulia Dengan Ketaatan

2 menit baca
Mulia Dengan Ketaatan
Mulia Dengan Ketaatan

Dalam kehidupan sehari-hari, konsep kemuliaan seringkali dikaitkan dengan kekayaan, kekuasaan, atau prestise sosial. Namun dalam pandangan agama, kemuliaan tidaklah terkait dengan perkara duniawi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dengan tegas menyatakan bahwa kemuliaan sejati diperoleh melalui ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beliau menyampaikan,

ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﺟﻌﻞ اﻟﻌﺰﺓ ﻟﻤﻦ ﺃﻃﺎﻋﻪ ، ﻭاﻟﺬﻟﺔ ﻟﻤﻦ ﻋﺼﺎﻩ

Sungguh Allah Ta’ala telah menjadikan kemuliaan bagi siapa saja yang taat kepada-Nya dan (menimpakan) kehinaan kepada siapa saja yang bermaksiat kepada-Nya.” Ungkapan ini menjadi pijakan penting dalam memahami hubungan antara kemuliaan dan ketaatan kepada Allah.

Kemuliaan sejati tidaklah tergantung pada status sosial atau harta benda, melainkan pada kepatuhan dan ketaatan kepada ajaran agama. Saat seseorang memilih untuk patuh kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya, ia memperoleh kehormatan yang sesungguhnya, yang tidak bisa diukur dengan harta atau kekuasaan.

Dalam konteks ini, ketaatan kepada Allah mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah ritual seperti shalat dan puasa, hingga perilaku sehari-hari dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Setiap amal saleh yang dilakukan dengan niat yang tulus untuk meraih ridha Allah menjadi bagian dari ketaatan tersebut.

Namun, sebaliknya, ketika seseorang melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengabaikan ajaran-Nya, ia mengalami kerugian yang sebenarnya. Meskipun mungkin terlihat sukses di dunia, dalam pandangan agama, ia justru tenggelam dalam kehinaan.

Pesan yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengingatkan kita akan pentingnya menjaga ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap langkah kehidupan. Kemuliaan yang sejati hanya dapat diperoleh melalui upaya yang konsisten dalam mewujudkan ketaatan kepada-Nya, sementara kehinaan merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari bagi mereka yang bermaksiat.

Dengan demikian marilah kita berusaha komitmen untuk hidup sesuai dengan ajaran agama dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Hanya dengan demikian, kita dapat meraih kemuliaan sejati yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta menghindari kehinaan yang merupakan akibat dari kelalaian terhadap-Nya. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menyatakan, “أقل من معرفة الناس تقل غيبتك.” “Kurangi rasa ingin tahumu tentang urusan manusia, niscaya akan...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “الأعمال لا تنتهي بانتهاء مواسمها ، وإنما تنتهي الأعمال بانتهاء الأجل.” “Berbagai...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata: إذا رأيت مُصاباً في عقله أو بدنه، فبكيت رحمةً بهِ، فهذا دليلٌ...
  • Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah menjelaskan, ذلك من فجر يوم عرفة إلى آخر اليوم الثالث من أيام التشريق ويسمى بالتكبير...
  • Asy Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله mengatakan, الفطر في نهار رمضان بدون عذر من أكبر الكبائر ويكون به الإنسان...
  • Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, يجوز دخول الحمام بأوراق فيها اسم الله مادامت في الجيب ليست ظاهرة...

Kirim Pertanyaan