Musibah Adalah Obat |
Dalam pandangan Ibnul Qayyim rahimahullah, musibah bukanlah sekadar ujian atau cobaan semata, melainkan sebuah obat yang diberikan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Dalam kitabnya, Zaadul Ma’aad, beliau mengungkapkan:
“Kalau seandainya bukan karena Allah Ta’ala mengobati hamba-hamba-Nya dengan obat-obatan berupa ujian dan cobaan, niscaya mereka akan melampaui batas lagi sombong.”
Pernyataan ini menggambarkan bahwa musibah adalah salah satu obat kesombongan dan peringatan untuk memperbaiki kondisi seorang hamba. Ketika seseorang dihadapkan pada cobaan dan ujian, mereka terdorong untuk merenungkan, memperbaiki diri, dan kembali kepada-Nya dengan rasa takut dan ketaatan.
Allah subhaanahu wa Ta’ala, dengan kebijaksanaan-Nya yang sempurna memberikan obat yang sesuai dengan kondisi setiap hamba-Nya. Sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim:
“Allah jika menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba, Dia pun akan memberinya minum obat dari ujian dan cobaan sesuai dengan kondisinya.”
Dalam perspektif ini, musibah bukanlah sesuatu yang identik dengan kesengsaraan, melainkan sebagai sarana yang Allah Ta’ala berikan kepada kita untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang meyakini kebijaksanaan dan keadilan Allah Ta’ala, hendaklah kita menghadapi musibah dengan kesabaran yang kokoh, karena di balik setiap ujian, pasti tersembunyi hikmah dan obat yang diberikan oleh Sang Penyembuh, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allahu a’lam