Najisnya Zina Dan Liwath |
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan pandangan yang tegas mengenai perbuatan zina dan liwath (homoseksual). Dalam karyanya Ighotsatul Lahfan, beliau menyatakan:
“Akan tetapi najisnya zina dan liwath (homo seksual) lebih berat daripada kenajisan selain keduanya. Hal ini dilihat dari sudut pandang bahwa kedua perbuatan tersebut merusak kalbu dan melemahkan tauhid.”
Penjelasan ini menekankan bahwa dampak negatif dari zina dan liwath tidak hanya terbatas pada aspek moral dan sosial, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan tauhid. Menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, kenajisan yang dihasilkan dari perbuatan zina dan liwath lebih berat dibandingkan dengan kenajisan lainnya. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari kedua perbuatan ini dalam pandangan Islam. Selain itu kedua perbuatan ini, menurut beliau, memiliki efek merusak yang sangat signifikan terhadap kalbu manusia. Padahal kalbu manusia adalah anggota tubuh yang paling mulia.
Hati yang rusak akan sulit untuk menerima cahaya kebenaran dan kebaikan.
Salah satu poin terpenting yang ditekankan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah adalah bahwa perbuatan zina dan liwath dapat melemahkan tauhid, padahal tauhid adalah dengan segala jenisnya adalah perkara terpenting yang harus dijaga setiap hamba.
Ketika tauhid seseorang lemah, maka seluruh aspek kehidupan beragama orang tersebut akan terganggu. Karena semua kebaikan bersumber dari tauhid.
Pandangan Imam Ibnul Qayyim ini sejalan dengan banyak ajaran dalam Islam yang menekankan pentingnya menjaga kesucian diri dan menjauhi perbuatan yang dapat merusak iman dan akhlak. Pesan ini penting untuk diingat dalam upaya menjaga diri dan masyarakat dari dampak buruk perbuatan zina dan liwath.
Dengan memahami dan merenungkan nasihat dari ulama seperti Ibnul Qayyim rahimahullah, kita berharap dapat lebih menghargai pentingnya menjaga kesucian kalbu dan memperkuat tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Allahu a’lam