Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal Dengan Qadha Ramadhan ?

2 menit baca
Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal Dengan Qadha Ramadhan ?
Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal Dengan Qadha Ramadhan ?

Puasa Syawal menjadi amalan yang banyak dilakukan oleh umat muslim setelah Ramadhan. Namun, ada pertanyaan yang kerap muncul, apakah boleh menggabungkan puasa Syawal dengan qadha Ramadhan yang belum terlaksana?

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

أما صيام الست فلا يصح أن تجعلها عن قضاء رمضان؛ لأن أيام الست تابعة لرمضان فهي بمنزلة الراتبة للصلاة المفروضة

Adapun puasa enam hari (pada bulan Syawal), maka tidak sah engkau menjadikannya sebagai qadha puasa Ramadhan.
Karena enam hari bulan Syawal tersebut mengikuti Ramadhan. Kedudukannya seperti shalat Sunnah Rawatib untuk shalat wajib.

[Fatawa Nur alad Darb 175]

Kedudukan puasa Syawal dalam Islam adalah sebagai ibadah sunnah, bukan sebagai kewajiban seperti puasa Ramadhan. Sedangkan qadha Ramadhan adalah kewajiban yang harus diselesaikan sebagai utang ibadah.

Lebih lanjut, Syaikh al-Utsaimin menyebutkan bahwa puasa Syawal memiliki kedudukan yang mirip dengan shalat Sunnah Rawatib untuk shalat wajib. Oleh karena itu, tidak boleh menggabungkan puasa Syawal dengan qadha Ramadhan, karena keduanya memiliki kedudukan yang berbeda dalam agama Islam.

Dalam Islam, kewajiban harus diprioritaskan dan diselesaikan terlebih dahulu sebelum melakukan ibadah sunnah. Dengan menyelesaikan qadha Ramadhan terlebih dahulu, kita dapat memulai puasa Syawal dengan pikiran yang tenang dan hati yang tulus, tanpa ada utang ibadah yang belum diselesaikan.

Sebagai umat muslim, kita harus selalu berusaha untuk menunaikan kewajiban dan menjalankan ibadah sunnah dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai puasa Syawal dan qadha Ramadhan serta alasan mengapa tidak disarankan untuk menggabungkan keduanya.

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

  • Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah pernah ditanya, ‘ما العملُ الصَّالحُ؟’ “Apa itu amal shalih?. Beliau pun menjawab, ما لا تحبُ...
  • Sufyan bin Sa’id ats-Tsauri rahimahullah mengatakan kepada saudaranya yang kehilangan penglihatan, “أتاني كتابك تكثر شكاتك لربك، فاذكر الموت يهون...
  • Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, هذا زمان السكوت ، ولزوم البيوت ، والرضا بالقوت إلى أن تموت ! “Ini adalah...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, فليس لمن قد فُتن بفتنةٍ دواءٌ مثل الصبر. فإن صبر كانت الفتنة مُمَحِّصةَ له...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menuturkan, وعلى هذا فيخشى على الإنسان إذا عوَّد نفسه التأخر في العبادة أن...
  • Ibrahim at-Taimi rahimahullah mengatakan, كان أصحاب عبد الله [بن مسعود] يستحبون أن يحرموا ليلا؛ مخافة الشهرة “Dahulu murid-murid Abdullah...

Kirim Pertanyaan