Mengejar Dunia Tidak Pernah Ada Habisnya

2 menit baca
Mengejar Dunia Tidak Pernah Ada Habisnya
Mengejar Dunia Tidak Pernah Ada Habisnya

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terbuai dengan berbagai keinginan dan ambisi yang tak pernah ada habisnya. Dunia menawarkan banyak hal yang menggoda, mulai dari harta, jabatan, hingga kemewahan hidup. Namun, Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah mengingatkan kita bahwa mengejar dunia tidak akan pernah ada akhirnya dan hanya akan menyibukkan kita dengan problematika yang tiada henti.

Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah mengatakan,

الذّي أنصَح بِه نَفسِي وكُل أحَّد : أنْ يَشغَل نفسَهُ بالعِلم، وهُمومُ الدُنيّا ليْس لَها نِهايَة، وإيَّاكُم أن تَشتغِلوا بمَشاكِل الحَياة، لَو اشْتغَلنَا بِها لَما استَطعْنا أنْ نَطلُب عِلمًا

“Yang aku nasehatkan kepada diriku sendiri dan semua orang adalah hendaknya menyibukkan diri dengan ilmu agama. Keinginan dan ambisi dunia itu tidak akan pernah ada habisnya. Berhati-hatilah, jangan sampai kalian tersibukkan dengan berbagai problematika kehidupan dunia. Kalau seandainya kita tersibukkan dengannya, pasti kita tidak akan mampu menuntut ilmu.” Al-Basyaair Fi As-Simaa’ Al-Mubaasyir hal. 21

Oleh karena itu, beliau menasehatkan agar kita lebih fokus menyibukkan diri dengan ilmu agama. Ilmu agama adalah bekal yang paling berharga untuk kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan menuntut ilmu agama, kita akan lebih memahami tujuan hidup yang sebenarnya dan diberi taufik oleh Allah Ta’ala untuk mampu menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan.

Mengejar dunia memang menggoda, namun tanpa disertai dengan iman dan ketakwaan, kita akan mudah terjebak dalam ambisi yang tidak ada ujungnya. Kita akan terus merasa kurang dan tidak pernah puas. Kita pun akan lalai dari akhirat dan peribadatan kepada Allah Ta’ala. Padahal manusia tercipta di dunia agar beribadah kepada Allah Ta’ala semata.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Sebaliknya, dengan menuntut ilmu agama, kita akan lebih bijak dalam menyikapi dunia dan mampu mengatur prioritas hidup dengan baik. Karena prioritas kita adalah akhirat dan dunia menjadi sarana untuk meraih kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.

Menuntut ilmu agama juga akan memberikan kita ketenangan hati dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, kita akan lebih siap menghadapi berbagai ujian dan cobaan dengan sikap yang sabar dan tawakkal kepada Allah ﷻ.

Sungguh mengejar dunia tidak akan pernah ada habisnya dan hanya akan menyibukkan kita dengan problematika yang tiada akhir. Oleh karena itu, mari kita lebih fokus menyibukkan diri dengan ilmu agama dan akhirat, agar kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan dan mendapatkan ridha Allah ﷻ. Allahu a’lam

Abu Hanan Faozi

“Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang.” HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Syaikh Shalih al-Fauzan hafidzahullah berkata, و تحرم واهانتها بالمشي عليها أو وطئها بالنعال أو الجلوس عليها وغير ذلك لحديث...
  • Al-‘Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Orang yang bermaksiat walaupun dia menikmati berbagai macam kenikmatan-kenikmatan, namun di dalam hatinya terdapat...
  •   Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah berkata, الفرح بشهوات الدنيا ولذاتها أو الفرح بالباطل فإن هذا مذموم كما...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “الإخلاص أن لا تطلب على عملك شاهدا غير الله ولا مجازيا سواه.” “Ikhlas adalah...
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menegaskan, “ينبغي للإنسان ألا يفوت عليه مجلسًا ولا مضطجعًا إلَّا يذكر الله حتى...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, ﻟﻴﺲ للإﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺤﻀﺮ اﻷﻣﺎﻛﻦ اﻟﺘﻲ ﻳﺸﻬﺪ ﻓﻴﻬﺎ اﻟﻤﻨﻜﺮاﺕ ﻭﻻ ﻳﻤﻜﻨﻪ اﻷﻧﻜﺎﺭ ﺇﻻ...

Kirim Pertanyaan