Mukmin Yang Paling Cerdas

2 menit baca
Mukmin Yang Paling Cerdas
Mukmin Yang Paling Cerdas

Kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh keunggulan intelektual atau keahlian dunia semata. Namun kecerdasan yang hakiki adalah kecerdasan menurut pandangan agama Islam.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan gambaran yang jelas tentang siapa yang dapat dianggap sebagai mukmin yang paling cerdas.

Dalam sebuah hadis riwayat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

“Siapakah mukmin yang paling cerdas?” Rasulullah dengan bijaksana menjawab, “Mukmin yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk setelah kematian, merakalah orang-orang yang cerdas.”
[HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibni Majah 3454]

Mengingat kematian bukanlah sekadar mengenang peristiwa akhir dari kehidupan, tetapi sebagai pengingat akan keterbatasan umur manusia di dunia ini. Dengan mengingat kematian secara konsisten, seseorang akan dihadapkan pada realitas bahwa kehidupan ini adalah ujian yang sementara, dan persiapannya untuk kehidupan setelah kematian menjadi sangat penting. Dia akan termotivasi untuk banyak melakukan amal saleh dan terus berusaha meninggalkan kemaksiatan.

Mukmin yang cerdas adalah orang yang menjadikan hidupnya sebagai bagian dari persiapan untuk menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat nanti.

Penting untuk diingat bahwa menjadi mukmin yang cerdas bukanlah tentang kesempurnaan secara duniawi, tetapi tentang usaha yang konsisten untuk meningkatkan dan menjaga ketaqwaan kepada Allah Azza wa Jalla. Ini adalah perjalanan yang berkelanjutan seorang hamba untuk kehidupan sesungguhnya kelak yaitu kehidupan akhirat.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan teladan yang sempurna. Kehidupan beliau dipenuhi dengan kesadaran akan kematian, persiapan untuk akhirat, dan pengabdian kepada Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu, mengikuti jejak beliau adalah kunci untuk menjadi mukmin yang paling cerdas.

Dengan demikian, menjadi mukmin yang paling cerdas adalah tujuan yang mulia dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan mengingat kematian, mempersiapkan diri untuk akhirat, dan melakukan amal saleh secara konsisten, seseorang dapat mencapai tujuan diciptakannya manusia secara seutuhnya. Allahu a’lam

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Sa’id bin Ismail rahimahumullah mengatakan, الكبر، و العجب في نفسك يقطعك عن الله، واحتقار الناس في نفسك مرض عظيم...
  • Syaikh Ubaid al-Jabiri hafidzahullah berkata, قالوا: إن الإنسان أعداءه ثلاثة: الشيطان، و النفس الأمارة بالسوء و الهوى والنفس الأمارة...
  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan nasihat berharga tentang pentingnya kesabaran dalam menjaga kesehatan tubuh, hati, dan jiwa kita. Dalam...
  • Abdullah bin Muhammad al-Harawi rahimahullah menyatakan, من جواهر البرِّ، كِتمان المصيبة حتى يُظنّ أنك لم تُصب قَطّ “Di antara...
  • Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, “لَا أعلَمُ شَيئًا مُعَيَّنًا لِاستِقبَالِ رَمضَان،سِوَى أن يَستَقبِلهُ المُسلِم بالفَرحِ والسُّرُورِ والاغتِبَاطِ...
  • Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah, الدُّعاء للشَّخص مِن أدلِّ الدَّلائل على محبَّته ؛ لأنَّه لا يدعو إلَّا لمَن...

Kirim Pertanyaan